Ahad 03 Jul 2016 15:23 WIB

Kebutuhan Listrik Jawa-Bali Turun 37,5 Persen pada Musim Lebaran

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas mengecek instalasi kabel di tiang listrik milik PLN di Benhil, Jakarta, Kamis (3/3).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Petugas mengecek instalasi kabel di tiang listrik milik PLN di Benhil, Jakarta, Kamis (3/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Beban puncak penggunaan listrik untuk Pulau Jawa dan Bali selama musim libur Lebaran anjlok sampai 37,5 persen. Alasannya, selama libur Lebaran sebagian besar perkantoran di ibu kota dan kegiatan industri di Jakarta sekitarnya meliburkan karyawannya.

PT Perusahaan Listrik Negara (persero) mencatat, beban puncak di hari biasa di atas 20 ribu Mega Watt (MW) dengan angka tertinggi pada Mei lalu sebesar 24.589 MW untuk seluruh Jawa dan Bali. Namun, per Ahad (3/7) ini beban puncak tercatat pada kisaran 13 hingga 15 ribu MW.

Manajer Umum PT PLN Pusat Pengatur Beban (P3B) Eko Yudo menyebutkan, sepinya penggunaan listrik pada perode libur Lebaran ini membuat PLN mengistirahatkan 9.282 MW sistem pembangkitan. Artinya, selama arus mudik ini daya mampu pasok listrik PLN turun menjadi 22.946 MW.

Meski daya mampu pasok diturunkan, lanjut Eko, PLN justru menggandakan cadangan putar dari 1.000 MW menjadi 2.500 MW. Cadangan putar ini berfungsi untuk memasok listrik sewaktu-waktu kondisi darurat terjadi.

Penurunan beban listrik ternyata bukan tanpa risiko yang harus ditanggung PLN. Eko menjelaskan, penurunan beban secara drastis lantas membuat tegangan listrik yang mengalir malah naik. Kondisi ini bisa membuat peralatan transmisi dan distribusi listrik mengalami kerusakan. PLN menyiasatinya dengan membuka satu sirkit listrik namun tetap menjaga tingkat keandalan transmisi.

"Kita hadapi tegangan tinggi. Begitu beban kurang dia tegangan akan naik. Dan kenaikan ini harus diantisipasi agar peralatan tidak rusak. Kewaspadaan untuk Lebaran justru lebih tinggi dari hari biasa. Karena dia diatur dengan posisi operasi yang tidak biasa," ujar Eko di kantornya, Ahad (3/7).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan PT PLN (Persero) pada dasarnya telah memiliki strategi yang baik untuk mencegah terjadinya pemadaman listrik. Namun, dia tetap meminta agar perseroan dapat menjaga kehandalan sistem khususnya selama periode libur Lebaran.

"Karena ini sudah rutin dari tahun ke tahun jadi mereka sudah punya strategi yang baik. Cuma kembali, kehandalan sistem harus dijaga karena suatu waktu terjadi emergency bisa segera direspon," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement