REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengurus Pusat Muhammadiyah mendorong pemerintah mengusut tuntas hingga menemukan dalang serta jaringan di balik peledakan bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta, Jateng, Selasa (5/7) pagi.
"Kami berharap pemerintah dalam hal ini Polri mengusut tuntas dalang dan kekuatan jaringan di balik bom bunuh diri itu, meski pelakunya sudah teridentifikasi," kata Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Selasa malam.
Menurut Haedar tanpa ditemukan selama dalang dan jaringannya belum bisa ditemukan maka terorisme selalu berpotensi mengancam kehidupan di Indonesia. Haedar mengatakan, terorisme yang banyak diwujudkan dalam bentuk peledakan bom merupakan pemungkaran terhadap kehidupan beragama, lingkungan, dan diri sendiri.
"Tidak ada agama manapun yang menoleransi bentuk terorisme yang menebar ketakutan dan mengancam kehidupan," kata dia.
Selain upaya pencegahan terorisme oleh pemerintah, menurut Haedar, organisasi keagamaan di Indonesia juga harus intensif meluruskan ideologi atau ajaran keagamaan yang sebenarnya. "Ada ideologi tertentu yang mengajarkan teologi kematian, seolah-olah orang mati untuk tujuan yang sebenarnya," katanya.
"Paham itu harus kita luruskan. Kita harus mengajari orang untuk berani hidup bukan berani mati," kata Haedar.