Senin 11 Jul 2016 14:38 WIB

Panglima TNI Gertak Filipina Terkait Pembebasan WNI

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Karta Raharja Ucu
Jendral Gatot Nurmantyo
Jendral Gatot Nurmantyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operasi militer untuk pembebasan sandera yang ditawan kelompok Abu Sayyaf hingga kini masih terkendala persoalan izin. Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, Indonesia memang tidak bisa mendesak Filipina untuk segera mengizinkan TNI AL memasuki wilayah mereka.

Namun begitu, jika izin tak juga diberikan, kata Gatot, Indonesia bisa saja menyetop pasokan batu bara untuk Filipina. Jika itu terjadi, dipastikan negara tersebut akan gelap gulita karena 96 persen batu bara yang menjadi bahan utama pembangkit listriknya berasal dari Indonesia.

"Kalau kita moratorium pengiriman batu bara, tidak ada dong barangnya di sana," kata Panglima di Istana Negara, Senin (11/7).

Tiga episode penyanderaan WNI sebelumnya memang selalu terjadi di kapal pengangkut batu bara milik Indonesia. Kapal dibajak dan ABK-nya disandera. Pemerintah sendiri saat ini sudah melarang kapal melintasi jalur yang biasa dikuasai Abu Sayyaf. Kapal diarahkan melalui rute lain yang lebih aman.

Gatot mengingatkan para pemilik kapal mematuhi aturan tersebut sehingga tak ada lagi pembajakan dan penyanderaan. "Sekarang publik ikut mengontrol, jangan sampai ada yang lolos ke sana supaya mereka (Filipina) beri izin. Mereka kan perlu juga, supaya semua sama-sama enak lah," kata Panglima.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement