Kamis 14 Jul 2016 09:06 WIB

Ngawi Catat 39 Kasus Baru HIV/AIDS

Red: Nur Aini
HIV/AIDS
Foto: pixabay
HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID,NGAWI -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, telah menemukan sebanyak 39 kasus baru penderita HIV/AIDS di wilayah setempat selama Januari hingga April 2016.

Kasi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Ngawi, Jaswadi, mengatakan temuan itu diketahui melalui pemeriksaan Voluntary Counselling and Testing (VCT) yang dilakukan oleh dinas setempat.

"Tingginya hasil temuan tersebut, membuat kami akan meningkatkan lagi kegiatan VCT dengan menambah personel yang menganganinya dan memperluas wilayah jangkauan hingga puskesmas di daerah," ujar Jaswadi kepada wartawan, Kamis (14/7).

Menurut dia, sejak pemeriksaan VCT diterapkan mulai 2014, jumlah penderita HIV/AIDS yang ditemukani di Ngawi mengalami peningkatan. Data Dinkes Ngawi mencatat, pada 2011 misalnya, hanya ditemukan 31 penderita, 2012 sebanyak 27 penderita, dan 2013 sebanyak 32 penderita. Sedangkan jumlah penderita2014 langsung meningkat dengan temuan 71 penderita. Berlanjut 2015 lalu atau tahun kedua VCT, ditemukan 66 penderita. "Diperkirakan jumlah temuan hingga akhir tahun 2016 masih akan bertambah, mengingat pada bulan April sudah ada 39 penderita," kata dia.

Ia menjelaskan, dari hasil yang ditemukan, penderita HIV/AIDS didominasi kelompok usia 21-35 tahun dengan persentase 44,7 persen dan rata-rata penderita berusia 25 tahun ke atas. Sedangkan untuk kelompok usia 0-20 tahun (5,28 persen) dengan rata-rata penderita di bawah usia 10 tahun, yang kemungkinan sudah tertular sejak di dalam kandungan. "Berdasarkan pengamatan dan penelitian, mereka tertular karena hubungan seksual yang tidak sehat. Sedangkan karena penggunaan jarum suntik narkoba ataupun tato cenderung minim," katanya.

Untuk itu, pemeriksaan VCT yang dilakukannya akan menyasar tempat-tempat yang diduga menjadi pusat penyebaran HIV/AIDS, seperti tempat hiburan malam atau warung remang-remang. Selain itu, petugas puskesmas yang ada di daerah juga akan melakukan VCT dengan menanyakan ke pasien yang datang. Pasien akan ditanyai berdasarkan dari pekerjaannya hingga penyakit yang diderita pasien saat berobat.

Ia menambahkan, melalui pemeriksaan VCT, akan meminimalisasi tingkat keparahan penderita. Dimana sebelum 2014, penderita yang ditemukan sudah masuk kategori AIDS. Namun, setelah dilakukan VCT, penderita yang ditemukan mayoritas masih kategori HIV dan belum terlalu berdampak kepada sistem kekebalan tubuh penderita.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement