Kamis 14 Jul 2016 12:09 WIB

Masjid di Indonesia Rutin Verifikasi Arah Kiblat

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
 Petugas Hisab dan Rukyat mengukur arah kiblat di sebuah masjid. (ilustrasi)
Foto: Antara/Saiful Bahri
Petugas Hisab dan Rukyat mengukur arah kiblat di sebuah masjid. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arah kiblat salah satu komponen terpenting sebuah masjid. Sebabnya Rashdul Qiblah merupakan salah satu momentum yang bisa digunakan untuk menentukan arah kiblat. 

Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI), Imam Addaruquthni, menilai masjid-masjid di Indonesia sudah cukup banyak yang sering melakukan verifikasi arah kiblat. Itu bisa dilihat dari banyaknya masjid-masjid yang barisan shalatnya sudah tidak lurus dengan struktur bangunan.

"Saat ini kita shalat di manapun, itu sudah berubah garis shaf dengan struktur masjid," kata Imam kepada Republika.co.id, Kamis (14/7).

Menurutnya, kondisi tersebut menjadi pertanda adanya perubahan arah kiblat dari struktur awal pembangunan masjid. Untuk itu, verifikasi perlu dilakukan pula pada mushola yang ada di perkantoran dan pusat perbelanjaan.

Terkait metode penentuan arah kiblat yang diplih, ia menyerahkan keputusan kepada masing-masing Masjid. Ada beberapa metode yang bisa digunakan para pengurus masjid seperti ijtihad, teknologi atau saat matahari berada tepat di atas Kabah yang disebut Rashdul Qiblah.

Meski begitu, Imam merasa para pengurus masjid memang harus rajin melakukan verifikasi arah kiblat agar pelaksanaan shalat menjadi lebih baik. Ia mengingatkan verifikasi cukup dilakukan dengan mengubah garis shaf, sehingga tidak perlu merubah struktur bangunan masjid. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement