Jumat 15 Jul 2016 17:34 WIB

Kuli Bangunan Ini Rela Banting Tulang Beli Vaksin, Akhirnya Dikecewakan

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang jurnalis melihat daftar rumah sakit penerima distribusi vaksin palsu yang dirilis dalam rapat kerja antara pemerintah dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Seorang jurnalis melihat daftar rumah sakit penerima distribusi vaksin palsu yang dirilis dalam rapat kerja antara pemerintah dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Merebaknya kasus vaksin palsu membuat masyarakat resah. Akibatnya, orang tua ramai-ramai mendatangi rumah sakit tempat mereka melakukan vaksinasi terhadap anaknya.

Salah satunya adalah Kurniawan, orang tua yang anaknya divaksin di RS Karya Medika, Tambun, Bekasi. Datang dengan muka pucat, ia terlihat kebingungan apa yang mesti dilakukan untuk meminta penjelasan dari rumah sakit.

Betapa tidak, anaknya yang baru berumur 10 bulan, lahir dan divaksin di rumah sakit tersebut. Ia mengaku khawatir terjadi sesuatu terhadap anaknya yang setiap bulan selalu mengalami sakit seperti demam, flu dan batuk.

Dia mengaku terpukul karena biaya untuk vaksin cukup mahal. ''Bagi saya yang cuma kuli, uang Rp 700 ribu itu besar,'' keluh Kurniawan, kepada Republika.co.id, di RS Karya Medika, Jumat (15/7).

Kurniawan mengungkapkan, biaya vaksin anaknya mencapai Rp 600 ribu sampai Rp 700 ribu. Dengan profesinya yang hanya kuli, ia harus banting tulang mengumpulkan uang untuk memvaksin ulang anaknya.

Padahal, anaknya akan menjalani masa vaksinasi terakhir, setelah sembilan bulan rutin datang untuk memberikan vaksin bagi anaknya.

Baca juga, Bareskrim Bongkar Peredaran Vaksin Palsu untuk Bayi.

Kurniawan semakin terpukul, ketika pihak RS mengumumkan vaksin palsu yang mereka gunakan adalah adalah jenis Engerix B dan PPD. Karena, anak satu-satunya itu saat ini menggunakan kedua vaksin tersebut.

Nasariko, warga Tambun yang anaknya juga divaksin di RS itu, emosi mengetahui pihak RS hanya bertanggungjawab dengan cara memvaksin ulang.

''Enak ya kalau cuma kasih vaksin ulang, apa hanya sampai situ saja. Kalau memang begitu kami ambil saja uang kami, kami vaksin di tempat lain yang lebih jelas kalau vaksinnya benar,'' tutur dia dengan nada tinggi.

Menurutnya, vaksin di RS tersebut cukup mahal namun ternyata vaksin yang digunakan palsu. Kekhawatiran Nasariko itu sebab, anaknya menggunakan imunisasi dasar sejak 2011. Artinya, anak Nasariko tidak mendapatkan vaksin yang benar selama setahun. ''Anak saya jadi tidak terimun, seperti campak. Kesal saja, rumah sakit sebesar ini ternyata begini,'' ucap dia.

Puluhan orang tua mendatangi RS Karya Medika, Tambun, Bekasi. Penyebabnya, mereka kaget ternyata rumah sakit tempat anak mereka diberikan vaksin. Sebagian besar orang tua tahu informasi tersebut semalam, ketika Kemenkes mengumumkan 14 RS yang menggunakan vaksin palsu, yang salah satunya adalah RS Karya Medika.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement