Jumat 15 Jul 2016 23:50 WIB

Serangan Nice, Trump Tunda Umumkan Calon Wakilnya

Rep: Gita Amanda/ Red: Ilham
Donald Trump
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon Presiden Partai Republik Donald Trump secara tiba-tiba menunda rencananya untuk mengumukan wakil presiden pilihannya, setelah serangan mematikan di Nice, Prancis. Padahal, Trump digaung-gaungkan akan memilih Gubernur Indiana Mike Pence sebagai calon favoritnya.

Trump awalnya dijadwalkan untuk memperkenalkan calon wakil presidennya pada konferensi pers pada Jumat (15/7) pagi di New York. Namun Trump mengatakan pada Kamis (14/7) malam, ia akan menunda pengumuman tersebut sebagai respon atas serangan mematikan di Prancis.

"Mengingat serangan mengerikan di Nice, Prancis, saya telah menunda konferensi pers besok mengenai pengumuman wakil presiden. Kami akan umumkan itu besok saat waktunya," kata Trump.

Dalam beberapa hari terakhir, spekulasi merajalela mengenai Gubernur Indiana Mike Pence yang digadang-gadang sebagai calon pilihan Trump. Miliader itu mengatakan kepada Fox News, ia belum membuat keputusan akhir. Penasihat Trump juga memperingatkan Trump bisa saja berubah pikiran. Namun Trump menegaskan pilihan tak akan terpengaruh oleh serangan Prancis.

Sementara itu, setelah menghabiskan waktu pada Kamis di Indianapolis, Pence dilaporkan terbang ke New York. Sebuah stasiun televisi WTHR menunjukkan Pence tiba pada Kamis malam di sebuah bandara pribadi di dekat New York.

Selain Pence, Trump memiliki dua finalis lainnya, yakni mantan ketua parlemen Newt Gingrich dan Gubernur New Jersey Chris Christie. Namun menurut dua sumber dari Republik, penasihat Trump mengatakan kepada para pejabat partai nasional bahwa Trump telah memilih Pence.

Pilihan cawapres Trump dinilai sangat penting, mengingat dalam perebutan calon presiden ia telah membuat Partai Republik terpecah. Beberapa pemimpin partai masih gelisah pada beberapa posisi Trump dalam kampanye, seperti soal Muslim dan imigran.

Ahli strategi Partai Republik Ron Bonjean menyatakan, Pence merupakan 'lelaki lurus'-nya Trump. "Dia akan bisa membela dirinya serta menjadi cheerleader, tapi dengan cara yang tenang, sejuk dan menjaga kredibilitasnya," kata Bonjean.

Pence yang merupakan mantan anggota Kongres dipandang sebagai pilihan yang aman dan tidak terlalu mencolok di kalangan konservatif. Ia dinilai memiliki kemampuan untuk setia mendukung Trump. "Dia baik, aman, konservatif yang solid," kata ahli strategi Partai Republik Scott Reed.

Pence juga dianggap bisa memberikan dorongan untuk penggalangan dana kampanye Trump. Pence memiliki ikatan kuat dengan para miliader pendonor seperti Charles dan David Koch.

Namun Pence mengkritik usulan Trump soal larangan Muslim memasuki Amerika Serikat. Pada 2006, ia memperkenalkan undang-undang imigrasi yang membiarkan imigran ilegal mengajukan visa kerja AS jka mereka meninggal negara dalam jangka wakt lama, rencana yang dikritik oleh beberapa konservatif. Ini juga berseberangan dengan janji Trump yang akan membangun tembok pembatas dengan Meksiko untuk mencegah imigran.

Pence juga telah menyuarakan dukungan untuk perdagangan bebas seperti Trans Pacific Partnership. Trump mendukung perdagangan bebas, tapi mengatakan ia ingin merundingkan kembali kesepakatan perdagangan untuk membuat mereka lebih menguntungkan bagi AS.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement