REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Usaha kudeta yang dilakukan sekelompok orang di kalangan militer Turki pada Jumat (15/7) waktu setempat berakhir dengan kegagalan setelah massa menjawab permintaan Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk turun ke jalanan demi mendukungnya.
Sejumlah tembakan dan ledakan telah mengguncang kota utama Istanbul dan ibu kota Ankara dalam satu malam yang kacau setelah para tentara menempatkan diri di kedua kota itu dan memerintahkan televisi nasional untuk membacakan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka telah merebut kekuasaan.
Namun pada Sabtu (16/7) pagi, laporan Reuters menyebutkan sekitar 30 orang tentara pro kudeta menyerahkan senjata mereka setelah dikepung oleh polisi bersenjata lengkap di lapangan Taksim, Istanbul.
Mereka dibawa dengan kendaraan kepolisian saat sebuah pesawat jet tempur terus terbang rendah, menyebabkan sebuah efek suara yang menggetarkan sejumlah bangunan dan memecahkan kaca jendela.
Pada Sabtu (16/7) pagi, para anggota parlemen masih bersembunyi dalam tempat perlindungan di gedung parlemen Ankara, yang ditembaki oleh sejumlah tank. Seorang anggota parlemen dari pihak oposisi mengatakan kepada Reuters bahwa gedung parlemen ditembak sebanyak tiga kali dan terdapat beberapa korban luka.
Seorang komandan militer Turki mengatakan beberapa jet tempur Turki telah menghancurkan sebuah helikopter yang digunakan oleh pihak milier di Ankara. Kantor berita nasional Anadolu mengatakan bahwa 17 orang aparat polisi tewas di markas pasukan khusus kota itu.