REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat militer dan politik Salim Said menilai tidak ada lagi percobaan kudeta militer di Turki dalam waktu dekat menyusul kegagalan kudeta pertama Jumat (15/6).
"Saya rasa setelah kudeta kali ini di Turki tidak ada lagi percobaan kedua dalam waktu dekat, sebab dukungan terhadap oknum milter juga tidak signifikan," kata Guru Besar Universitas Pertahanan Salim Said, Sabtu (16/7).
Selain itu, ia juga menilai bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pasti sudah melakukan konsolidasi dengan pihak aparat keamanan seperti kepolisian, sehingga kekuatan pekudeta semakin lemah.
Pendapat tersebut juga disamakan oleh pengamat politik Turki dari Universitas Nasional Alfan Alfian, ia mengatakan kemungkinan sangat kecil terjadi lagi serangan kudeta milter dalam waktu dekat di Turki.
"Pola kudeta mirip dengan tahun 1960 dan 1980, namun bedanya adalah kali ini tidak ada dukungan dari masyarakat sipil sehingga tidak ada kekuatan tambahan," kata Alfan.
Menurutnya, turunnya militer ke jalan adalah untuk menunjukkan kepada publik bahwa tindakan mereka apakah akan didukung oleh sipil atau tidak, dan pada kenyataannya dukungan dari sipil tidak ada.
Sebuah usaha kudeta militer Turki tampak gagal pada Sabtu WIB, setelah massa menjawab permintaan Presiden Tayyip Erdogan untuk turun ke jalanan demi mendukungnya.
Erdogan, yang saat itu sedang melakukan liburan di pantai saat kudeta itu berlangsung, terbang ke Istanbul sebelum Sabtu fajar dan terlihat di televisi muncul di tengah kerumunan pendukungnya di luar bandara