REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pascakudeta militer Jumat (15/7) lalu, Turki melancarkan pembersihan terhadap tentara dan pejabat peradilan yang diduga terkait dengan penggulingan pemerintahan. Hampir 3.000 tentara telah ditangkap dan 2.700 hakim dipecat.
Perdana Menteri Binali Yildrim mengatakan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (16/7) malam, telah menahan 2.839 personel militer. Badan peradilan tinggi Turki HSYK juga telah memberhentikan 2.745 hakim.
Seorang pejabat senior Turki mengatakan kepada Aljazirah, setidaknya dua hakim yang berasal dari pengadilan konstitusi dan 10 hakim dari HSYK telah ditahan. Berbicara dengan kondisi anonimitas, pejabat mengatakan para hakim ditahan karena adanya bukti transaksi keuangan dan komunikasi antara individu bersangkutan dengan para pelaku kudeta. Namun penahanan bukan berarti hukuman.
Baca: Ribuan Warga Turki Tetap Penuhi Jalan
Pejabat senior lain, juga dengan syarat anonimitas mengatakan kepada Aljazirah, jenderal tentara juga ditangkap karena diduga terlibat. "Jenderal Erdal Ozturk, komandan Angkatan Darat Ketiga telah ditahan," katanya.
Pejabat lain mengkonfirmasi kepada Associated Press, Ozturk merupakan salah satu dalang kudeta.
Kepala Badan Intelijen Nasional (MIT) Hakan Fidan mengatakan operasi sistemik telah selesai. Namun menurutnya langkah pembersihan masih akan berlangsung beberapa jam mendatang.
Sebagai respons atas kudeta, parlemen Turki menggelar pertemuan di gedung parlemen yang rusak akibat kudeta. Semua anggota dari empat partai politik hadir di parlemen dan menyatakan penentangan terhadap kudeta.
Pihak oposisi juga menggunakan kesempatan ini untuk menyerukan penguatan demokras di Turki.