REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pesan di telepon genggam di antara pejabat prokudeta menunjukkan adanya perintah penembakan terhadap warga yang menolak kudeta pada 15 Juli lalu.
Seperti dikutip Anadolu Agency, Jaksa Agung Istanbul kini sedang mengumpulkan pesan WhatsApp antara pejabat prokudeta yang sepertinya dikirimkan pada 15 Juni petang.
Dalam pesan itu ada perintah dari pejabat militer Istanbul untuk menembak kerumunan massa yang menolak kudeta. Namun kemudian pesan berubah menjadi bernada panik setelah kudeta gagal.
Salah satu pesan datang dari Letnan Kolonel Muzaffer Duzenli yang mengkoordinasikan jajarannya. "Ulangi. Lepaskan tembakan ke arah kerumunan," ujar Duzenli dalam salah satu pesan WhatsApp-nya. Belum jelas, apakah pejabat itu berada di Istanbul atau bukan.
Dalam balasannya terhadap Duzenli, Kolonel Muslum Kaya mengatakan, demonstran mencoba untuk mendekat ke pusat koordinasi bencana di Istanbul. "Komrad lepaskan tembakan," tulisnya.
Dalam balasan yang lain, Kolonel Uzay Sahin mendukung Kaya untuk menembak kerumunan. "Jangan biarkan mereka mendekat, lepaskan tembakan," ujarnya.
Baca juga, Kudeta Militer Turki Terkoordinasi Baik dan Hampir Berhasil.
Mayor Mehmet Karabekir mengatakan, ia juga melepaskan tembakan ke massa. "Saya melepaskan tembakan ke massa dan menunggu. 10-15 orang tewas. Jangan kehilangan inisiatif."
Upaya kudeta berakhir dengan kegagalan. Lebih dari 200 orang dikabarkan tewas, termasuk aparat keamanan dan warga sipil. Sementara ribuan warga terluka.
Pemerintah Turki menangkapi satu per satu mereka yang diduga terlibat dalam kudeta. Ribuan orang telah ditangkap dari berbagai sektor.