Rabu 20 Jul 2016 15:57 WIB

Uji Rudal Korut Simulasikan Serang Bandara Korsel

Warga Korea Selatan memprotes penempatan sistem pertahanan antirudal THAAD di depan Kementerian Pertahanan di Seoul, Jumat, 8 Juli 2016.
Foto: AP Photo/Lee Jin-man
Warga Korea Selatan memprotes penempatan sistem pertahanan antirudal THAAD di depan Kementerian Pertahanan di Seoul, Jumat, 8 Juli 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara pada Rabu (20/7) mengatakan melakukan uji peluru kendali balistiknya dalam simulasi menyerang pelabuhan dan bandar udara Korea Selatan yang digunakan militer Amerika Serikat.

Pernyataan itu diduga merujuk pada peluncuran tiga peluru kendali oleh negara tersebut pada Selasa (19/7). Pemimpin Korut Kim Jong-un mengawasi uji itu dan peragaan tersebut dikabarkan menunjukkan keberhasilan meledakkan senjata nuklir, yang terpasang di peluru kendali, kata kantor berita Korut KCNA.

Akan tetapi, Korut tidak memberi keterangan waktu peragaan itu, melainkan hanya melaporkan kegiatan pemimpin negara tersebut tanpa keterangan waktu dan tempat. Rodong Sinmun, koran Partai Buruh, menyiarkan foto Kim dengan ajudan militernya tengah mengamati uji rudal tersebut.

Korut menembakkan tiga rudalnya hingga meluncur sejauh 500 dan 600 kilometer ke arah laut dari pesisir timurnya. Itu adalah uji terkini seusai sejumlah langkah provokatif negara tertutup tersebut. Sebelumnya, Korut turut menggelar simulasi senjata nuklir.

Baca: Korut: Tes Rudal Balistik Targetkan AS

Uji rudal dan senjata nuklirnya itu dinilai banyak pihak melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Simulasi itu dilakukan dengan membatasi jangkauan tembak, tetapi tetap ditujukan seolah menyerang pelabuhan dan bandar udara Korsel, lokasi ditempatkannya perangkat perang nuklir imperialis Amerika Serikat yang harus dihancurkan. Simulasi ini kembali menguji fitur peledak senjata nuklir, dipasang di ujung rudal dalam ketinggian yang dirancang untuk menyerang wilayah sasaran," kata KCNA.

Peneliti senior Forum Pertahanan dan Keamanan Korea, juga penasihat kebijakan Angkatan Laut Korsel Yang-uk mengatakan ada bukti cukup kuat yang menunjukkan Korut berhasil mengembangkan senjata nuklir untuk rudalnya.

"Hal itu adalah pengingat jika mereka terus melanjutkan pengembangan tersebut, risiko untuk kita akan terus meningkat," tambahnya.

Peluncuran rudal pada Selasa dinilai sebagai upaya menampilkan kekuatan militer Korut usai Korsel dan AS memilih suatu wilayah di selatan untuk pemasangan sistem antirudal disebut Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) guna mengantisipasi ancaman Korut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement