REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ingin menjadikan Jakarta sebagai kota seni terdepan di dunia.
"Visi baru Dewan Kesenian Jakarta adalah menjadikan Jakarta sebagai kota seni terdepan dunia dengan standar internasional," kata Ketua Pengurus Harian DKJ Irawan Karseno dalam konferensi pers tentang 'Roadmap Baru dan Program-program Dewan Kesenian Jakarta 2016', Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (21/7).
Untuk itu, kata dia, perlu kemitraaan strategis antarpemangku kepentingan seperti pemerintah, DKJ, masyarakat, pengusaha, institusi, dan seniman. Visi untuk menjadikan Jakarta sebagai kota seni terdepan di dunia itu akan diwujudkan dengan fokus melakukan peningkatan terhadap tiga unsur yakni infrastruktur kesenian, kualitas, dan sinergi.
Sekretaris Jenderal DKJ, Danton Sihombing mengatakan Jakarta dapat menjadi pusat pertunjukan kesenian internasional dengan mengedepankan warisan bangsa yang tentunya perlu dipromosikan secara global. "Kita tidak mau Indonesia sebagai penonton panggung kesenian luar negeri, tapi kita membangun panggung kesenian internasional di sini," ujarnya.
Danton mengatakan misi DKJ di bidang infrastruktur kesenian adalah membangun, mengembangkan dan memelihara infrastruktur kesenian seperti pemangku kepentingan, birokrasi dan bangunan di wilayah Jakarta dengan kualitas internasional. Terkait dengan mewujudkan kualitas internasional, DKJ mengakomodasi dan mendorong para seniman di Jakarta dalam menciptakan karya seni yang berkualitas internasional.
Pada unsur sinergi, DKJ akan membangun sinergi antara akademisi, pengusaha, komunitas, dan pemerintah untuk kepentingan masyarakat Jakarta dan peradaban Indonesia. Danton mengatakan DKJ merupakan mitra strategis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bertugas ikut merumuskan arah kebijakan guna mendukung pembangunan dalam bidang pengembangan kesenian yang tercermin melalui program-program tahunan dan program-program jangka panjang.
Kemitraan strategis antara DKJ dan Pemerintah DKI Jakarta berbasis akuntabilitas, mutualisme dan kemandirian kuratorial. Terkait "Roadmap" DKJ periode 2016-2018, ada tiga sasaran yang akan dicapai DKJ, yaitu penyempurnaan manajemen pengelolaan operasional DKJ dan upaya-upaya dalam menyikapi Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 109 Tahun 2014.
Untuk itu, Danton mengatakan DKJ akan menindaklanjuti pengajuan Pergub menjadi Perda (peraturan daerah) yang mengatur pembinaan dan pengembangan kesenian, termasuk jaminan keberlangsungan pendanaan operasional dan program-program DKJ. Sasaran kedua adalah menjaga kemandirian kuratorial dengan strategi penyempurnaan sistematika kuratorial.
Sasaran ketiga adalah perwujudan revitalisasi dan reposisi museum dengan strategi yakni inventarisasi dan kuratorial aset-aset kesenian dan kebudayaan yang terkait bidang film, musik, sastra, seni rupa, tari dan teater. Danton mengatakan ada sekitar 25 program unggulan dari masing-masing komite seperti komite seni rupa, sastra, tari dan musik.
"Beberapa program ini sudah atau mulai bekerja sama dengan dinas seperti Dinas Pariwisata," ujarnya.
Program tersebut antara lain dari Komite Film DKJ seperti kegiatan Bedah Buku Sinema pada Masa Soekarno pada 2 Agustus 2016 dan memfasilitasi kegiatan perfilman di Jakarta. Program dari Komite Musik DKJ antara lain pekan komponis Indonesia tentang musik eksperimental elektronik pada 3-5 Oktober 2016 di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki.
Program dari Komite Sastra DKJ antara lain sayembara novel DKJ dan kelas kritik sastra DKJ. Program dari Komite Seni Rupa DKJ antara lain proyek seni rupa perempuan dan pameran besar seni lukis Jakarta pada 1-14 Desember di Galeri Cipta II di Taman Ismail Marzuki.
Program dari Komite Tari DKJ antara lain telisik tari ppada 23-24 November di Taman Ismail Marzuki. Program dari Komite Teater DKJ antara lain teater riset dan Festival Teater Jakarta.