Senin 25 Jul 2016 22:33 WIB

Koperasi Belum Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Koperasi /ilustrasi
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Koperasi /ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit mengatakan koperasi belum menjadi tuan rumah di negerinya sendiri, karena hingga saat ini belum mampu sepenuhnya menjadi basis ekonomi kerakyatan atau menjadi penyangga ketahanan ekonomi masyarakat, kendati jumlah koperasi mencapai ratusan ribu di Indonesia.

"Untuk bisa mewujudkan hal itu, koperasi harus saling bekerja sama sesuai konsep dasar koperasi yang dilahirkan Bung Hatta, yakni dilaksanakan secara bersama dengan asas kekeluargaan," ujarnya dalam Konferensi Koperasi Internasional di Padang, Senin (25/7).

Menurutnya, untuk Sumbar saat ini terdapat 3.600 unit koperasi, namun cenderung masih berjalan sendiri-sendiri dengan fokus pada sektor berbeda-beda. "Kita harus upayakan koperasi ini bisa bekerja sama, bersatu, saling melengkapi sehingga menjadi lebih kuat dan bisa menguntungkan," ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini pasar bebas ASEAN sudah berlangsung. Mau tidak mau, koperasi harus menyiapkan diri dalam persaingan ekonomi regional tersebut. "Kita harus wujudkan koperasi sebagai soko guru, dengan menjadikannya penggerak ekonomi kerakyatan. Kita berharap dari sekitar 860 nagari di Sumbar, semuanya mendirikan koperasi, alih-alih membentuk Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag)," katanya.

Ia menyebutkan, koperasi memiliki kelebihan daripada perusahaan yang lebih mengutamakan keuntungan, yaitu berasal dari dan oleh anggota, serta keuntungannya untuk anggota.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang kelembagaan Kementerian Koperasi dan UMKM, Choirul Djamhari menyampaikan memasuki persaingan bebas ASEAN, Indonesia harus tancap gas untuk berkompetisi dengan mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui sinergi koperasi.

Menurutnya, koperasi yang ada di Indonesia belum melaksanakan prinsip koperasi yang sesungguhnya. Hal itu menjadi tantangan awal, supaya koperasi yang ada segera menyamakan pola pikir dan cara pandang, khususnya untuk membentuk otonomi dan kemandirian koperasi dari segi permodalan.

"Koperasi harus meningkatkan partisipasi permodalan dari anggota secara mandiri sehingga tidak berpaku terhadap bantuan dari pemerintah. Koperasi harus bergerak kolektif dan berjaringan, fokus menggarap satu produk atau sektor bisnis yang menguntungkan, sehingga keuntungan itu bisa dibagi pada anggotanya," ujarnya.

Konferensi Koperasi Indonesia yang digelar di Padang diikuti Indonesia sebagai tuan rumah dan enam negara lain, yakni Australia, Thailand, Palestina, Malaysia, India dan Arab Saudi. Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia Sri Edi Swasono yang juga menantu Bapak Koperasi Indonesia Bung Hatta diundang menjadi salah satu pembicara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement