Rabu 27 Jul 2016 09:15 WIB

Gulen Meminta AS Agar tak Diekstradisi ke Turki

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Fetullah Gulen
Foto: Reuters
Fetullah Gulen

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Fethullah Gulen yang dituduh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berada di balik kudeta Turki menuntut Amerika Serikat menolak ekstradisi.

Sebelumnya, Erdogan meminta AS untuk mengekstradisi ulama yang tinggal di pengasingan tersebut. "Presiden Turki yang memaksa Amerika Serikat," tulis Gulen dalam potongan opini di New York Times, Selasa (26/7).

Tujuannya, Gulen melanjutkan adalah memastikan ekstradisi, meski kurangnya bukti kredibel dan hampir tidak ada prospek untuk pengadilan yang adil.

"Godaan untuk memberikan Erdogan apapun yang dia inginkan dimengerti. Tapi Amerika Serikat harus menolaknya," katanya dilansir the Guardian.

Gulen telah tinggal di pengasingan Pennsylvania secara sukarela sejak 1999. Ia adalah pemimpin spiritual dari gerakan Hizmet yang mempromosikan Islam moderat, tapi Erdogan menjulukinya sebagai kelompok teroris.

Presiden Turki itu menuduhnya mendalangi kudeta yang gagal 15 Juli lalu. Kudeta tersebut menewaskan lebih dari 290 orang.

Baca juga, Kudeta Militer Turki Terkoordinasi Baik dan Hampir Berhasil.

Sebuah tindakan keras berikutnya oleh Turki membuat 13 ribu orang ditahan dan puluhan ribu lainnya dipecat dari pkerjaan mereka dalam pelayanan sipil, sekolah dan universitas.

Gulen yang tinggal di area Poconos menyangkal memiliki hubungan dengan kudeta yang gagal. Ia bahkan menuduh pemerintah Erdogan bergeser ke 'kediktatoran' yang mempolarisasi penduduk dan memicu fanatik. "Amerika Serikat harusnya tidak mengakomodasi seorang otokrat," tulis Gulen.

Pemerintah AS telah meminta bukti kuat kepada Ankara untuk mengekstradisi Gulen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement