REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Pelaksanaan eksekusi mati terhadap 14 terpidana mati sudah semakin dekat. Bahkan bila dilihat dari aktivitas yang terjadi di dermaga Wijayapura dan sekitarnya, bukan tidak mungkin eksekusi akan dilakukan Kamis (28/7) malam ini.
Meski sebelumnya Jaksa Agung Prasetyo menyatakan eksekusi kemungkinan dilakukan pada akhir pekan ini, namun sejumlah aktivitas di Dermaga Wijayapura mengindikasikan kemungkinan terjadinya eksekusi mati pada malam ini.
Aktivitas tersebut antara lain ditandai dengan menyeberangnya 17 ambulans dari dermaga Wijayapura ke Nusakambambangan. Ke-17 ambulans yang merupakan ambulans puskesmas dari wilayah Cilacap tersebut, menyeberang dalam dua gelombang.
Rombongan ambulans pertama yang berjumlah 8 mobil menyeberang sekitar pukul 06.00, dan rombongan kedua yang berjumlah 9 mobil sekitar setengah jam kemudian.
Penyeberangan yang dilakukan secara bergelombang tersebut dilakukan mengingat kapasitas angkut kapal penyeberangan milik Kemenkumham Pengayoman IV, yang memang terbatas. Selain itu, dalam mobil-mobil ambulans tersebut juga diketahui membawa peti jenazah.
Dalam pelaksanaan eksekusi-eksekusi sebelumnya, masuknya mobil ambulans tersebut ke Nusakambangan biasanya baru berlangsung pada malam menjelang eksekusi. Kemungkinan karena jumlah terpidana yang akan dieksekusi lebih banyak, maka penyeberangan mobil ambulans ke Nusakambangan dilakukan lebih awal.
Hal lain yang juga mengindikasikan bahwa eksekusi bisa dilakukan pada Kamis (28/7) malam ini, antara lain masuknya sejumlah pasukan Brimob bersenjata lengkap ke Nusakambangan pada Kamis (28/7) siang. Mereka tidak menyeberang tidak melalui dermaga Wijayapura, melainkan melalui dermaga milik pabrik semen PT Holcym.
Rombongan pasukan Brimob ini tiba di dermaga Holcym tidak dengan menggunakan angkutan kendaraan dinas milik kepolisian. Melainkan menggunakan bus milik perusahaan PO Sinar Jaya.
Selain itu, sejumlah rohaniwan juga mulai masuk lebih awal ke Nusakambangan melalui Wijayapura. Rohaniwan yang terlihat menyeberang ke Nusakambangan Kamis (28/7) siang, antara lain roaniwan Islam, Hasan Makarim, yang memang merupakan rohaniwan warga binaan di Nusakambangan. Bersamaan dengan itu juga ikut menyeberang 12 anak yatim dari Panti Asuhan di Cilacap.
"'No comment,'' ucap Hasan saat ditanya apakah eksekusi akan dilakukan Kamis (28/7) malam ini.
Ia hanya menyatakan masuk ke Nusakambangan untuk melaksanakan pengajian bersama anak-anak yatim tersebut. Berdasarkan informasi, masuknya beberapa anak yatim tersebut ke Nusakambangan sebagai permintaan terakhir salah seorang terpidana mati yang akan diekskusi. Namun siapa napi yang memiliki permintaan terakhir seperti itu, masih belum diketahui.
Kemungkinan bahwa ekseskusi bisa saja dilaksanakan Kamis (28/7) malam ini atau Jumat (29/7) dinihari, antara lain juga mengingat bahwa para terpidana yang jumlahnya 14 orang sudah menjalani masa isolasi di sel khusus sejak Selasa (26/7) dinihari.
Pada pelaksanaan eksekusi sebelumnya, masa isolasi bagi terpidana mati yang akan dieksekusi ini hanya berlangsung selama tiga hari. Bila prosedur ini yang dilaksanakan, maka eksekusi akan dilaksanakan pada Kamis (28/7) atau Jumat (29/7) dinihari nanti.