Jumat 29 Jul 2016 10:56 WIB

Pemberi KTP Dukungan ke Ahok Jadi Takut dan Khawatir

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ilham
Teman Ahok Kecewa
Foto: Republika/Mardiah
Teman Ahok Kecewa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akhirnya memilih jalur partai politik ketimbang independen di Pilgub DKI 2017. Akibatnya, muncul ketakutan di benak para pendukungnya yang sempat memberikan KTP dukungan.

Salah satunya, Rizka Maretha, ia merasa kecewa lantaran Ahok memilih jalur parpol. Ia mengaku sebenarnya memberi dukungan pada Ahok karena ingin ada tokoh pemimpin yang mampu tampil independen.

Ia berharap Ahok bisa menghindari keterkaitan dengan parpol jika menempuh jalur independen. Tetapi harapan perempuan yang kini bekerja di perusahaan swasta itu pupus. "Rasa kecewa sih ada, karena takutnya dia berubah kinerjanya karena harus nurut sama aturan partai," katanya, Jumat (29/7).

Ia menilai, pilihan Ahok memilih jalur parpol bisa memperbesar peluang Ahok dikendalikan parpol. "Kalau saya sendiri maunya dia independen, kalau di gabung sama partai ya bisa disetir sama orang-orang partai. Jadi saya kasih dukungan biar dia independen enggak ada beban ke partai," katanya.

Ia mengungkapkan, pemberian dukungan pada Ahok terjadi ketika dirinya masih berkuliah semester akhir. Kala itu, dosennya menawarkan pada mahasiswa yang ingin mendukung Ahok agar mengisi form dan memberi salinan KTP.

"(terpaksa enggak kasih dukungan?) Enggak, karena saya juga pengen dukung Ahok. Jadi ini melalui dosen saya sih ngasihnya nanti dosennya yang ngasih ke booth Teman Ahok," ujarnya.

Di sisi lain, ia khawatir salinan KTP-nya disalahgunakan. Sebab setelah menempuh jalur parpol, salinan KTP-nya tak lagi dibutuhkan. "Ya saya juga takut KTP saya disalahgunakan, takut dipakai buat hal-hal yang enggak bener," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement