REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Yogyakarta hingga Juli 2016 ini tercatat sudah mencapai 906 kasus. Jumlah ini hampir sama dengan tahun lalu.
"Paling banyak kasusnya pada Mei dan Juni," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta drg Yudiria Amelia, Jumat (29/7).
Dari angka tersebut, kasus paling banyak terjadi di Kelurahan Rejowinangun, Tegalrejo, Kricak, Baciro dan Wirobrajan. Di kelurahan tersebut kasus DBD bisa lebih darii 30 kasus.
Menurut Yudiria, kasus DBD seharusnya mulai turun setelah Mei seiring selesainya musim penghujan. Namun dengan kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini dikhawatirkan kasus DBD terus meningkat.
"Saat ini musim kemarau tetapi masih hujan terus," katanya.
Karenanya, Dinas Kesehatan mengeluarkan surat edaran ke puskesmas dan wilayah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus DBD dengan menggalakkan kembali Prorgram Hidur Bersih (PHBS).
"Kita juga imbau ke wilayah untuk menggalakkan juru pemantau jentik (jumantik) mandiri. Dimana setiap rumah harus ada satu jumantik," katanya.
Peningkatan jumantik mandiri diimbau menjadi fokus pantauan wilayah. Dimana diharapkan setiap hari titik-titik yang berpotensi terjadi genangan air untuk diperiksa secara berkala dan memantau tandon air di settiap rumah tangga agar rajin dbershkan berkala.
"Giatkan jumantik mandiri setiap jumat seperti yang dulu juga telah dilakukan," katanya.