REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak terprovokasi atas kerusuhan yang terjadi di Tanjungbalai, Sumut. Dalam insiden ini, sejumlah rumah ibadah dibakar oleh massa yang tersinggung akibat ucapan seorang warga.
"Kita menyesalkan kejadian ini. Saya harap semua pihak agar menahan diri," kata pria yang biasa disapa JK ini usai menghadiri acara PMI di Medan, Sabtu (30/7).
JK berharap, seluruh pihak dapat berlapang dada dalam menghadapi permasalahan tersebut. Menurutnya, saat ini, pihak-pihak terkait telah bekerja untuk mengusut dan menyelesaikan insiden itu. "Biarkan kepolisian, aparat hukum dan Pemda menanganinya dengan baik. Saya harap biar yang bersalah diproses hukum," ujar dia.
Menurut orang nomor dua di Indonesia ini, masyarakat harus bisa menjaga toleransi antar umat beragama yang telah terbangun selama ini. Jangan sampai, insiden berbau SARA seperti ini kembali terulang. "Semua harus jaga diri, saling mengingatkan. Masjid juga harus ramah terhadap masyarakat di sekitarnya. Tapi kalau ada apa-apa, masyarakat juga harus menyampaikannya dengan cara baik-baik," kata JK.
Sebelumnya, kerusuhan yang dipicu persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan terjadi di kota Tanjung Balai, Sumut, Jumat (29/7) pukul 23.30 WIB. Akibat kejadian itu, sejumlah wihara dan klenteng serta sejumlah kendaraan rusak akibat amukan massa.
Baca juga, Situasi di Tanjungbalai Sudah Tenang.
Menurut polisi, kerusuhan tersebut dipicu adanya keberatan dari seorang warga etnis Tionghoa atas volume adzan yang dikumandangkan di salah satu masjid di Jalan Karya, Tanjungbalai. Nada bicara perempuan berinisial M tersebut saat menegur dinilai kasar dan menyinggung jamaah di dalam masjid.