REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Masyarakat diingatkan untuk mewaspadai berbagai isu negatif melalui sosial media yang dapat memancing kerusuhan sosial seperti yang terjadi di Kota Tanjungbalai, Sumatra Utara (Sumut).
Usai berdialog dengan tokoh agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama di Mapolda Sumut di Medan, Sabtu (30/7), Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan bahwa kerusuhan di Tanjungbalai itu merupakan kesalahpahaman antara tetangga.
Namun, kesalahpahaman tersebut ditampilkan di sosial media (sosmed) yang disertai isu negatif yang dapat menyulut kerusuhan.
Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi, terutama dengan isu-isu negatif yang disebarkan melalui sosmed. Kapolri juga berjanji akan mencari orang yang menyebarkan isu negatif melalui sosmed yang diduga menjadi pemicu kerusuhan di Tanjungbalai tersebut.
Ketika dipertanyakan tentang adanya kelompok yang diduga memprovokasi atau bertanggung jawab dalam kerusuhan itu, mantan Kapolda Metro Jaya tersebut mengharapkan masyarakat tidak berspekluasi tentang isu negatif. Ia juga menegaskan jika pemerintah daerah, Polri, TNI, dan tokoh beragama di daerah lain telah sepakat untuk menenangkan masyarakat, termasuk melokalisasi masalah itu agar tidak merembet ke daerah lain.
Mengenai kerusuhan itu, kata Kapolri mengatakan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan tokoh agama dan unsur Forum Kerukunan Umat Beragaga (FKUB) di Sumut. Dalam diskusi itu, Kapolri menyampaikan apresiasi kepada FKUB Sumut yang bergerak dengan cepat untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
Situasi di Tanjungbalai telah terkendali, apalagi Kapolda Sumut Irjen Polisi Raden Budi Winarso yang dibantu unsur TNI turun langsung ke Tanjungbalai. "Berikan waktu kepada kapolda, pangdam, dan FKUB untuk menyelesaikan masalah," katanya.
Ia berharap masyarakat Sumut mampu mempertahankan kerukunan dan kekompakan yang sudah ada.