Sabtu 30 Jul 2016 18:25 WIB

Kapolri: Kerusuhan Tanjungbalai Dipicu Kesalahpahaman Antartetangga

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri acara Silaturahmi Idul Fitri 1437 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Senin (18/7). (Republika / Darmawan)
Foto: Republika/ Darmawan
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri acara Silaturahmi Idul Fitri 1437 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Senin (18/7). (Republika / Darmawan)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Masyarakat diingatkan untuk mewaspadai berbagai isu negatif melalui sosial media yang dapat memancing kerusuhan sosial seperti yang terjadi di Kota Tanjungbalai, Sumatra Utara (Sumut).

Usai berdialog dengan tokoh agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama di Mapolda Sumut di Medan, Sabtu (30/7), Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan bahwa kerusuhan di Tanjungbalai itu merupakan kesalahpahaman antara tetangga.

Namun, kesalahpahaman tersebut ditampilkan di sosial media (sosmed) yang disertai isu negatif yang dapat menyulut kerusuhan.

Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi, terutama dengan isu-isu negatif yang disebarkan melalui sosmed. Kapolri juga berjanji akan mencari orang yang menyebarkan isu negatif melalui sosmed yang diduga menjadi pemicu kerusuhan di Tanjungbalai tersebut.

Ketika dipertanyakan tentang adanya kelompok yang diduga memprovokasi atau bertanggung jawab dalam kerusuhan itu, mantan Kapolda Metro Jaya tersebut mengharapkan masyarakat tidak berspekluasi tentang isu negatif. Ia juga menegaskan jika pemerintah daerah, Polri, TNI, dan tokoh beragama di daerah lain telah sepakat untuk menenangkan masyarakat, termasuk melokalisasi masalah itu agar tidak merembet ke daerah lain.

Mengenai kerusuhan itu, kata Kapolri mengatakan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan tokoh agama dan unsur Forum Kerukunan Umat Beragaga (FKUB) di Sumut. Dalam diskusi itu, Kapolri menyampaikan apresiasi kepada FKUB Sumut yang bergerak dengan cepat untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.

Situasi di Tanjungbalai telah terkendali, apalagi Kapolda Sumut Irjen Polisi Raden Budi Winarso yang dibantu unsur TNI turun langsung ke Tanjungbalai. "Berikan waktu kepada kapolda, pangdam, dan FKUB untuk menyelesaikan masalah," katanya.

Ia berharap masyarakat Sumut mampu mempertahankan kerukunan dan kekompakan yang sudah ada.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement