Senin 01 Aug 2016 16:47 WIB

Warga Korban Banjir Rob Indramayu Mulai Terserang Penyakit

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi banjir rob
Ilustrasi banjir rob

REPUBLIKA.CO.ID,  INDRAMAYU -- Banjir pasang air laut atau rob menerjang pemukiman warga di tiga blok di Desa Eretan Wetan, Kecamatan  Kandanghaur Kabupaten Indramayu. Rob yang sering terjadi sejak April lalu itu telah membuat warga terserang sejumlah penyakit. 

 

Adapun tiga blok yang kerap diterjang rob adalah Blok Pangpang, Condong dan Prempu. Di ketiga blok tersebut, air masuk ke rumah warga dengan ketinggian bervariasi, mulai 10-30 Cm.

 

"Ada sekitar 400 rumah yang kerap terendam air saat rob datang,’’ ujar Kepala Desa Eretan Wetan, Edi Suhedi, Senin (1/8).

 

Edi menyatakan, rob biasanya datang menerjang sejak sore hari hingga malam hari. Akibatnya, warga yang seharusnya bisa istirahat dan tidur nyenyak, justru harus sibuk mengeluarkan air dan membersihkan rumah dari berbagai kotoran yang terbawa rob. 

 

Kondisi tersebut akhirnya membuat warga menjadi kelelahan. Mereka juga banyak yang terserang penyakit gatal. 

 

Untuk mengatasi dampak buruk rob, Edi berharap agar pemerintah dan pihak terkait segera menormalisasi dua sungai di desanya, yakni Kali Mangun dan Kali Jajar. "Kedua sungai itu tingkat sedimentasinya sudah cukup tinggi, jadi tidak mampu lagi menampung air saat terjadi rob,’’ kata Edi.

 

Salah seorang warga setempat, Syaikhu, menuturkan terjangan rob tahun ini sangat parah dibandingkan tahun sebelumnya. Pasalnya, rob terjadi dalam kurun waktu yang lama dan sering terjadi sejak April lalu.  "Waktu bulan puasa, rob bahkan datang hampir setiap hari,’’ keluh Syaikhu.

 

Rob terakhir kali terjadi pada Ahad (31/7). Rob pun menggenangi jalan menuju tempat pelelangan ikan (TPI) desa setempat yang berjarak hanya sekitar 20 meter dari ruas jalan pantura.

 

Sementara itu, sejumlah rumah warga di pesisir Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, malah terancam ambruk. Hal itu terjadi akibat abrasi yang melanda pantai yang tak jauh dari rumah mereka.

 

Salah seorang warga desa setempat, Khaerun, mengungkapkan, abrasi di desanya sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir. Menurutnya, ada sekitar 20 rumah warga di desanya yang terkena abrasi.  Selain rumah warga, adapula bangunan Pendidikan Usia Dini (Paud) Nurul Bahri dan sebuah mushala yang juga terkena abrasi.

 

"Saat air laut pasang, ombak akan langsung menghantam rumah warga,’’ ucap Khaerun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement