REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat baru akan memutuskan siapa yang akan diusung sebagai calon gubernur (cagub) di Pilkada DKI Jakarta, setelah menggelar rapat Majelis Tinggi pekan kedua Bulan Agustus ini.
Keputusan siapa yang akan diusung atau didukung Partai Demokrat baru dapat diketahui setelah rapat Majelis Tinggi yang dipimpin Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ketua harian Partai Demokrat, Syarifudin Hasan mengatakan paling lambat rapat Majelis Tinggi dilakukan pekan kedua bulan ini.
Namun, pihaknya mengaku sudah mengamati semua tokoh-tokoh calon Gubernur yang saat ini sudah muncul untuk bertarung di pilkada DKI Jakarta. Demokrat sudah memantau elektabilitas, integritas, kompetensi dari nama-nama yang sudah muncul.
"Sebelum 17 Agustus kita sudah menentukan siapa yang akan kita usung dan dukung," ujar Syarif Hasan di kompleks parlemen Senayan, Senin (1/8).
Meskipun, sudah memantau nama-nama yang sudah beredar, Demokrat juga masih membuka peluang nama yang akan didukung merupakan nama yang selama ini belum muncul. Yang pasti, kata dia, Demokrat akan melakukan evaluasi terhadap nama-nama yang sudah muncul tersebut.
Ia juga mengatakan, partainya masih sangat membuka peluang untuk berkoalisi dengan partai lain. Saat ini, sudah mulai terbentuk koalisi-koalisi di pilkada DKI Jakarta. Golkar, Nasdem dan Hanura sudah berkoalisi untuk mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon Gubernur.
PDIP, kata Syarif Hasan,memiliki suara yang banyak sehingga dapat mengajukan nama calon sendiri. Sisanya dapat membentuk koalisi sendiri untuk mengusung calon di pilkada tahun 2017 nanti.
"Masih ada koalisi lain, mungkin ada koalisi Demokrat, PKS, PAN dan PPP, masih ada alternatif untuk koalisi," katanya.
Menurut Mantan Menteri Koperasi dan UKMK ini melanjutkan kalau ada tiga nama calon yang akan bertarung di pilkada DKI Jakarta, dinilai lebih meningkatkan kualitas dari Demokrasi di DKI Jakarta. Bahkan, Demokrat juga membuka peluang untuk berkoalisi dengan Gerindra yang sudah menentukan nama calon yang akan diusung nanti.
Ia melanjutkan koalisi dengan Gerindra dan partai lainnya sangat ditentukan dalam keputusan siapa yang akan didukung atau diusung oleh Partai Demokrat.
Kalau memang ada kecocokan nama yang akan diusung dengan partai lain, maka koalisi kemungkinan besar dapat terbentuk. Namun, hal itu kembali pada keputusan di rapat Majelis Tinggi yang dilakukan pekan kedua nanti.
"Tinggal kita mencocokkan saja, kalau (calon yang diusung) namanya sama, bisa lebih bagus, tergantung hasil rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat," ucapnya.