Selasa 02 Aug 2016 14:51 WIB

PKS Tanggapi Perombakan Kabinet Presiden Jokowi

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman. (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman. (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Shoibul Iman mengakui kabinet kerja baru hasil "resuffle" (perombakan) sudah solid.

"Kami mengapresiasi hak prerogatif Presiden Joko Widodo untuk merombak kabinet dan menurut saya tim yang ada saat ini cukup solid," katanya di Kupang setelah melakukan silaturahmi bersama kader-kader PKS di Nusa Tenggara Timur di Kupang, Selasa (2/8).

Dia mengatakan hasil perombakan kabinet kerja menunjukkan bahwa porsi terbesar perombakan mengarah pada perubahan bidang ekonomi, seperti keuangan, energi sumber daya mineral, perdagangan. "Ini artinya pemerintah menginginkan adanya perbaikan ekonomi secara cepat dan merata," katanya.

Menurut dia, perombakan kabinet kerja tersebut harus sejalan dengan pengelolaan dan koordinasi yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo karena jika tidak maka tidak membuahkan hasil yang baik. "Presiden harus memperbaiki cara mengelola kabinet, apalagi dengan adanya menteri-menteri baru yang kompenten di bidanganya tersebut," katanya.

Tim kabinet kerja, lanjut dia, harus solid dalam arti tidak boleh ada perselisihan atau pertengkaran sehingga keluar sebagai satu kesatuan dalam kebijakan dan pelaksaan program. "Semua persoalan harus selesai di tingkat kabinet," tambahnya. Shoibul Iman mengakui bahwa tidak ada kader PKS yang ada dalam kabinet kerja karena pihaknya sudah menetukan pilihan berada di luar dari pemerintahan.

"Kita memang tidak ada kader di pemerintahan karena pilihan kita di luar dari pemerintahan namun tetap melakukan pengawalan sehingga program kebijakan yang baik akan tetap didukung dan yang tidak baik tentu akan ditolak," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement