REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengklaim telah melakukan dialog kepada warga terkait penggusuran pemukiman bantaran sungai di Bukit Duri. Basuki alias Ahok heran ketika disebut sulit ditemui oleh warga untuk berdialog. Padahal Ahok selalu menyempatkan waktu menemui warga yang datang di pagi hari saat dirinya ngantor di Balai kota.
"Lu bilang gak ada sosialisi? Gak ada sosialisi kok bisa dateng ketemu saya? Terus sekarang bilangnya apa, saya orang yang gak bisa ditemuin. Orang tiap hari orang bisa temuin saya kok," katanya di Balai Kota, Rabu (3/8).
Selain itu, Ahok merasa sudah mengadakan dialog secara resmi di Balai Kota. Kala itu, ia mengundang perwakilan warga berserta LSM Ciliwung Merdeka untuk hadir menyampaikan pandangan.
"Siapa bilang saya gak pernah mediasi? Masih ada di YouTube kamu nonton aja situ. Aku ngundang di sini kok di ruang TPUT, TPUT juga dialog rekam dicatet, kamu aja ngeyel ngotot. Minta apa? Minta ganti uang, ya gak bisa dong," ujarnya.
Ahok merasa permintaan warga Bukit Duri untuk memperoleh uang ganti rugi atas penggusuran terbilang tak masuk akal. Sebab warga disana menduduki tanah milik negara.
"Saya kira banyak teman-teman wartawan gak punya rumah di Merdeka Utara, aku juga gak punya di Merdeka Selatan ini. Kita dudukin aja kapling-kapling, rumah ada di sini sama Monas. Lumayan loh, nanti ganti Gubernur mau minta saya keluar ya kita gugat juga, kerohiman dong pak. Kan itu kan gak masuk akal gitu loh," ucapnya.
(Baca: Ahok Ungkap Waktu Tepat untuk Penggusuran Bukit Duri)