Sabtu 06 Aug 2016 03:43 WIB

Dinkes Tinjau Balita Gatal-Gatal Diduga Akibat Vaksin Palsu

Dokter menyuntikkan vaksin kepada balita yang terpapar vaksin palsu saat melakukan vaksinasi ulang, di rumah sakit Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/7).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Dokter menyuntikkan vaksin kepada balita yang terpapar vaksin palsu saat melakukan vaksinasi ulang, di rumah sakit Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Kohar Hari Santoso meninjau enam anak balita penderita gatal-gatal di Pamekasan yang dilaporkan menjadi korban vaksin palsu.

"Peninjauan ini kami lakukan terkait pemberitaan di sejumlah media yang mengabarkan bahwa ada enam balita di Pamekasan menderita gatal-gatal setelah dilakukan vaksinasi dan diduga karena vaksin palsu," katanya, di Pamekasan, Jumat (6/8).

Kepala Dinkes Jatim bersama rombongan tiba di Pamekasan sekitar pukul 09.35 WIB. Selanjutnya Kadinkes bergerak menuju Puskesmas Larangan. Di puskesmas ini, tim dokter Dinkes Jatim melakukan pemeriksaan kepada enam balita yang diisukan menjadi korban vaksin palsu itu.

Hasilnya, sama seperti penjelasan dokter Puskesmas Larangan sebelumnya, yakni karena biang keringat, bukan karena vaksin palsu. "Pempers yang digunakan pada balita itu tidak cocok, sehingga berakibat gagal-gatal seperti ini. Sekali lagi, penyebab penyakit anak ibu, bukan karena vaksin palsu," ujar Kadinkes Jatim itu lagi.

Atas penjelaskan Kadinkes Jatim Kohar HS itu, ibu-ibu setempat mengaku lega, karena selama ini mereka khawatir, apalagi penyakit yang diderita anak-anak mereka itu terjadi setelah divaksin di Puskesmas Larangan.

Ada enam balita yang menderita gatal-gatal setelah divaksin di Puskesmas Larangan itu. Masing-masing Rizkiyah Ulva umur 5 bulan, Atika Bilqis Umur 6 bulan, Alfan Rahmatullah umur 7 bulan, Lailatul Mumur umur 6 bulan, Muh. Rifki umur 5 bulan, dan Firlan umur 5 bulan.

Keenam balita itu menderita gatal-gatal di sekujur tubuhnya setelah dilakukan vaksinasi, sehingga para orang tua mereka lalu menginformasikan kejadian itu kepada media massa.

Dalam waktu singkat, pemberitakaan bahwa anak enam orang anak di Pamekasan menderita gatal-gatal karena diduga menjadi korban vaksin palsu segera menyebar. "Kedatangan kami ke sini untuk memastikan secara langsung apakah benar karena vaksin palsu atau bukan. Ternyata bukan karena vaksin palsu, tapi karena alergi popok bayi," kata Kadinkes Kohar lagi.

Kepala Dinkes Jatim itu datang ke Puskesmas Larangan didampingi Kepala Dinkes Pamekasan Ismail Bey, Danramil 05 Larangan Kapten Inf Samsul Ma'arif, dan Kapuskesmas Larangan Lia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement