Ahad 07 Aug 2016 17:54 WIB

Pengamat: Sikap Risma Berubah-ubah karena Megawati

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Wali Kota, Tri Rismaharini
Wali Kota, Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum adanya sikap resmi dari PDI Perjuangan terkait calon yang akan diusung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang, membuat spekulasi majunya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terus berhembus.

Beberapa politikus PDIP mengisyaratkan Risma berpeluang maju di Pilkada Jakarta. Sementara Risma sendiri juga belum memberikan 'sinyal' tegas. Beberapa kali ia kerap mengisyaratkan 'ogah' meninggalkan Surabaya, tetapi dalam suatu kesempatan ia juga membuka peluang untuk menuju kursi DKI satu.

Pengamat Politik Burhanudin Muhtadi menilai, sikap yang ditunjukkan Risma tersebut tidak menunjukan sikap pribadi Risma.

"Memang sinyal yang diberikan Risma ini berubah-ubah, dan perubahan sinyal Risma apakah mau atau nggak ke Jakarta ini bukan ditentukan oleh Risma sendiri tapi keputusan Megawati," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (7/8).

Ia mengungkapkan, sikap Risma tersebut ditentukan oleh penentu dari PDIP yakni Megawati. Ia mencontohkan, beberapa sikap Risma yang seperti 'emoh' memimpin Jakarta, dan sikap terbaru Risma yang belakangan melunak, dengan alasan tugas kepartaian. Oleh karena itu, Burhanudin mengungkapkan perlu melihat pernyataan Risma secara lebih komprehensif terkait Pilgub DKI.

"Barusan di acara pengkaderan PDIP, dia katakan bahwa dia tidak bisa menolak takdir tuhan, kalau Tuhan berkehendak," ujarnya.

Selain itu juga, kepastian tersebut juga tergantung pada keputusan resmi PDIP dalam hal ini yang ditentukan oleh Ketua Umum PDIP Megawati, bukan kader di PDIP. Namun, sayangnya Megawati hingga kini belum mengumumkan secara resmi siapa calon yang akan diusung di Pilgub 2017 mendatang.

"Sejauh ini Mega belum kasih mandat, sehingga pernyataannya (Risma) maju mundur, sebelum ada mandat khusus dari Mega, dia tetap fokus pada Surabaya," kata dia.

Meski begitu, terlepas majunya Risma Burhanudin menilai ada beberapa skenario yang telah disiapkan PDIP untuk Pilkada DKI. Yakni pertama, skenario mengusung Risma dengan dukungan tunggal PDIP, kedua, mendukung Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

"Masih mungkin juga Megawati masih mendukung Ahok, karena hubungan personal Ahok dan Mega, masih ada kemungkian kesitu, meski elit PDIP banyak yang tidak suka Ahok," ujarnya.

Terakhir kata Burhanuddin, masih juga terbuka peluang untuk PDIP berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung calon baru selain Ahok dan Risma.

"Sangat mungkin juga Megawati putuskan memunculkan calon sendiri dengan berkoalisi dengan parpol lain untuk lawan Ahok, jadi cawgub dari Gerindra dan cagub PDIP, peluangnya masih sama," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement