Selasa 09 Aug 2016 13:37 WIB
Olimpiade 2016

Tren 'Bekam' di Olimpiade Rio

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Indira Rezkisari
Rona kecokelatan di bahu perenang Michael Phelps berasal dari praktik bekam yang dilakukannya untuk menjaga kebugaran.
Foto: AP
Rona kecokelatan di bahu perenang Michael Phelps berasal dari praktik bekam yang dilakukannya untuk menjaga kebugaran.

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JENAIRO -- Ada yang menarik perhatian, tatkala perenang asal Amerika Serikat, Michael Phelps, tengah bertanding di nomor 4 x 100 m gaya bebas putra dalam perhelatan Olimpiade 2016 pada Ahad (7/8) waktu setempat. Lingkaran merah kecokelatan tampak menghiasi punggung dan pundak atlet yang berhasil meraih medali emas ke-19-nya di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil.

Rupanya, lingkaran merah tersebut merupakan bekas dari praktik cupping atau bekam yang dilakukan Phelps guna menjaga kebugarannya selama Olimpiade.

Teknik cupping atau bekam merupakan terapi kuno yang dipercaya bisa meredakan ketegangan otot dan melancarkan peredaran darah. Teknik pengobatan alternatif ini sebagian besar telah digunakan di Timur Tengah dan negara-negara Asia, terutama Cina.

Bekam dilakukan dengan menempelkan benda berbentuk mangkuk atau gelas di permukaan kulit yang kemudian akan menyedot kulit itu sendiri. Bekam dapat dilakukan dengan panas yang timbul dari cairan yang mudah terbakar yang dinyalakan dalam secangkir gelas. Penurunan suhu dari pemanasan itu akan menimbulkan efek isap pada kulit, yang kemudian meninggalkan bekas merah.

Praktik bekam ini bukan pertama kalinya digunakan Phelps saat Olimpiade. Dilihat dari akun Instagramnya, @m_phelps00, Phelps kerap melakukan bekam dengan dibantu oleh rekannya.

Teknik bekam rupanya juga populer digunakan di kalangan atlet lainnya di Olimpiade 2016, termasuk atlet senam artistik asal AS, Alex Naddour. Pesenam berusia 25 tahun itu kerap menggunakan bekam untuk membantu meringankan rasa sakit setelah senam.

"Itu adalah rahasia yang saya miliki yang membuat saya sehat sepanjang tahun ini," ungkap Naddour, dilansir dari USA Today, Selasa (9/8).

Bagi Naddour, teknik ini dirasa membantu dan cukup murah. Ia cukup merogoh kocek sekitar 15 dolar AS untuk membeli satu set alat bekam. Mereka kemudian bisa melakukannya sendiri dengan bantuan rekannya.

"Lebih baik daripada menghabiskan uang untuk hal lain. Ini telah menyelamatkan saya dari segala rasa sakit," tambahnya.

Tidak hanya mereka, perenang asal Belarusia, Pavel Sankovich, juga menunjukkan gambar dengan bekas bekam di punggung dan pundaknya dalam akun Instagramnya. Gambar yang diunggah awal musim panas itu bertuliskan, "Bekam adalah alat pemulihan yang luar biasa."

Teknik bekam juga bukan kali pertamanya digunakan para atlet yang berlaga di Olimpiade. Pada Olimpiade 2008 di Beijing, Cina, teknik serupa juga diterapkan oleh perenang asal Cina, Wang Qun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement