REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat dihimbau untuk waspada dan hati-hati terhadap peredaran narkoba. Karena, saat ini narkoba sudah beredar dalam bentuk berbagai jenis dan variatif. Di antaranya, dalam bentuk makanan ringan, permen bahkan berbentuk sampo.
Menurut Kepala BNN Jabar, Iskandar Ibrahim, saat ini pengedar narkoba mulai melakukan berbagai cara untuk menjalankan bisnisnya. Salah satunya, dengan cara menyamarkan narkoba dalam berbagai bentuk.
Yakni, menjualnya dalam bentuk makanan ringan, seperti kue kering atau bolu, rokok, air mineral, dan permen. Bahkan, 2 bulan lalu terungkap pengedar narkoba asal Prancis membawa narkoba dalam bentuk sampo.
"Itu bentuknya sampo, cair, padahal kalau diteliti di laboratorum isinya mariyuana cair. Jadi, masyarakat harus waspada," ujar Iskandar kepada wartawan, usai acara Puncak Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tingkat Provinsi Jabar, Selasa (9/8).
Menurut Iskandar, bentuk lain yang ditemukan adalah narkoba berbentuk rokok. Namun, tembakaunya dikosongkan, tapi diisi dengan zat kimia dari narkoba. "Itu unsur kimia yang mematikan seseorang," katanya.
Iskandar mengakui, penyebaran narkoba di Jabar masih tinggi. Rata-rata penyebaran narkoba terjadi, pada lingkungan pekerja yang memiliki uang. Baik itu pekerja pertambangan maupun karyawan perusahaan dan lainnya.
Saat ini, kata dia, jumlah masyarakat yang tekena narkoba di Jabar sebanyak 850 ribu orang. Dari tahun ke tahun, jumlah tersebut memang meningkat, tapi tidak signifikan. Sementara menurut Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, peredaran narkoba saat ini sudah sangat memperihatinkan.
Berdasarkan laporan narkoba dunia, ada 643 jenis narkoba baru. Di Indonesia sendiri, jenis narkoba baru yang teridentifikasi ada 44 jenis. "Kemungkinan di Jawa Barat juga sama, artinya begitu banyak ancaman, baik yang diedarkan dengan kemasan makanan ringan atau pun lainnya," katanya.