REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Memasuki awal Agustus 2016, semburan lumpur mengagetkan warga di RT 03/08, Desa Segaramakmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Keberadaan semburan lumpur tersebut mengganggu aktivitas keseharian warga, bahkan sempat menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Semburan lumpur terjadi akibat proyek pemasangan pipa gas oleh salah satu BUMN. Lumpur kental pekat bercampur semen menyembur dari lantai-lantai rumah warga. Semburan pertama kali terjadi pada 1 Agustus 2016. Ketebalan lumpur mencapai 20 sentimeter. Tak tanggung-tanggung, penyedotan semen dari rumah warga membutuhkan lima kali pengangkutan menggunakan truk. Lantai, bahkan dinding, di beberapa rumah juga mengalami keretakan.
Kondisi tersebut sempat kembali parah pada Senin (8/8) siang. Semburan lumpur muncul kembali pada Ahad (7/8) sekira pukul 23.00 WIB. Lumpur dengan ketebalan 20 sentimeter menyebar sampai 25 meter menutupi Jalan Marunda Makmur, Kampung Kebon Kelapa. Semburan lumpur bahkan tidak hanya menutupi jalan raya, tapi juga masuk ke gang-gang permukiman warga di Gang Manggar dan Gang Antena. Ketinggiannya sekitar 15 sentimeter.
Salah seorang pegawai toko material di RT 03, Amat (48 tahun) menuturkan, semburan lumpur terjadi di toko material, tempatnya bekerja. Luapan lumpur menggenangi lantai di dalam toko, bahkan melebar ke halaman. Kondisi itu sangat mengganggu aktivitas jual beli di dalam toko material. "Di dalam toko sampai istilahnya lantainya jebol, jadi meluap ke dalam toko sampai ke halaman toko," tutur Amat, kepada Republika.co.id, Selasa (9/8).
Ketua RT 03/RW 08, Juroh (55) mengatakan, ketika semburan pertama terjadi pada 1 Agustus 2016, ia sedang tidak berada di lingkungan RT 03. Setelah itu, lumpur kembali menyembur selang dua hari kemudian. Terakhir, pada Ahad (7/8), lumpur tiba-tiba kembali menyeruak dari lokasi pengeboran hingga merembet ke jalan raya. Aktivitas kendaraan dari arah Marunda ke Tarumajaya dan arah sebaliknya terganggu. Kemacetan mulai terjadi sejak Senin (8/8) pukul 05.00 hingga pukul 19.00 WIB.
Juroh memandang, semburan lumpur ini terjadi karena adanya kesalahan pemasangan pipa gas di dalam tanah kemudian menjalar mengikuti retakan tanah di sekelilingnya.
Menurut dia, ada 25 rumah warga di RT 03/08 yang terkena dampak semburan lumpur. Yang terparah, sebanyak 15 rumah. Selain lumpur menyembur dari lantai, dinding rumah warga tersebut juga retak. Salah satu warga, Abdul Kodir (42) mengaku mengalami kerugian sampai Rp 270 juta akibat semburan lumpur tersebut. Kondisi lantai keramik di rumahnya jebol.