Rabu 10 Aug 2016 07:06 WIB

Bogor Menuju Kota Ramah Pejalan Kaki

Sejumlah pengunjung berwisata di belakang Istana Bogor dari Kebun Raya Bogor, Rabu (22/8).
Foto: Antara
Sejumlah pengunjung berwisata di belakang Istana Bogor dari Kebun Raya Bogor, Rabu (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor Provinsi Jawa Barat segera mewujudkan impian sebagai kota ramah pejalan kaki. Ini dilakukan dengan membangun trotoar untuk pedestrian dan jalur sepeda di sekeliling Kebun Raya dan Istana Bogor.

"Trotoar ini akan menjadi perhatian publik, sehingga target Bogor menjadi kota ramah pejalan kaki selangkah lagi bisa diwujudkan," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, di Balai Kota Bogor, Selasa (9/8).

Bima mengatakan, dalam rancangan penataan transportasi Kota Bogor yang tertuang dalam B-TOP (Bogor Transportation), Pemkot Bogor menempatkan pejalan kaki sebagai hierarki tertinggi dalam transportasi, menyusul sepeda dan angkutan publik. "Konsep penataan transportasi Kota Bogor menuju ke arah transportasi ramah lingkungan, mendorong pejalan kaki, sepeda dan penggunaan angkutan umum," katanya lagi.

Pemkot Bogor akan membangun trotoar di sekeliling Kebun Raya dan Istana Bogor yang diperuntukkan bagi pedestrian serta jalur sepeda. Total panjang trotoar mencapai empat kilometer dengan lebar mulai dari lima meter dan empat meter. Pembangunan trotoar dan jalur sepeda seputar Kebun Raya dan Istana Bogor menggunakan anggaran dana alokasi khusus (DAK) tahun 2016 senilai Rp32 miliar lebih. Proses pembangunan dimulai dari 26 Juli dan selesai 22 Desember mendatang. 

"Ini trotoar terluas yang ada di pusat Kota Bogor, saat ini pengerjaan sudah dimulai dari Cidangiang sampai Pangrango," kata Bima.

Dia menambahkan, pembangunan trotoar untuk mensikronkan konsep kota dalam taman, sehingga surga dunia tidak hanya ada di dalam Istana Bogor tetapi juga ada di luar istana. "Kami sudah berkoordinasi dengan Istana Bogor, pembangunan trotoar seputar kebun raya dan istana disesuaikan dengan rencana pemunduran pagar Istana Bogor untuk memberikan ruang bagi masyarakat, menyatukan antara luar dan dalam istana," katanya.

Bima menambahkan, kehadiran trotoar seputar Kebun Raya dan Istana Bogor akan menambah daya tarik utama Kota Bogor untuk bersepeda, jalan kaki, dan berlari.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement