Kamis 11 Aug 2016 00:52 WIB

Menhub Targetkan Penumpang KRL Capai 1,2 Juta per Hari

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Hazliansyah
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kiri) menaiki KRL Jabodetabek saat melakukan peninjauan di Stasiun Juanda, Jakarta, Rabu (10/8).
Foto: Antara/ Rivan Awal Lingga
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kiri) menaiki KRL Jabodetabek saat melakukan peninjauan di Stasiun Juanda, Jakarta, Rabu (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan peninjauan moda transportasi kereta api. Mantan Dirut AP II itu menumpang KRL Jabodetabek dari Stasiun Juanda menuju Stasiun Manggarai.

Ia menargetkan, kapasitas penumpang meningkat hingga 1,2 juta per hari pada 2019. Saat ini, jumlah penumpang KRL Jabodetabek berkisar 800 ribu per hari.

"Ini satu program yang baik yang sudah dilakukan Pak Jonan, kita harus mengawal lebih baik dan kita rencanakan ada upaya untuk meningkatkan kapasitas. Kapasitas yang akan kita tingkatkan kalau sehari 800 ribu menjadi 1,2 juta. Kalau total dari 280 juta menjadi 420 juta per tahun," katanya di Stasiun Manggarai, Jakarta, Rabu (10/8).

Sebagai moda transportasi yang paling efisien dan ekonomis, ia menilai kontribusi kereta api masih bisa ditingkatkan. Saat ini, hanya 10 persen warga Jakarta yang menggunakan KRL Jabodetabek.

"Harapan kita di masa mendatang kereta api ambil porsi 25 persen," ungkapnya.

Beragam cara akan dilakukan guna merealisasikan hal ini. Salah satunya dengan menghilangkan perlintasan sebidang di seluruh Ibu Kota yang jumlahnya mencapai 800 titik. Kemudian Stasiun Manggarai juga akan dikembangkan menjadi dua lantai agar mampu mengurai kepadatan yang selama ini terjadi.

"Manggarai, stasiun yang jadi pusat pergantian moda dari komuter jadi jarak jauh. Nanti akan dibuat dua lantai. Maka kapasitas bertambah cukup signifikan," lanjutnya.

Budi menargetkan hal tersebut akan selesai pada awal 2019. Ia mengatakan kendala terbesar ialah proses pembangunan dilakukan bersamaan dengan operasional kereta yang tidak boleh terganggu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement