REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar duka datang dari salah satu tokoh Indonesia. Adalah mantan Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil Menengah era Presiden Baharuddin Jusuf Habibie, Adi Sasono yang mengembuskan nafas terakhirnya Sabtu (13/8) hari ini sekitar pukul 17.20 WIB di Jakarta.
Kabar tersebut pun langsung mendapat respon dari sejumlah rekan almarhum dan mantan pejabat negara dengan menyampaikan ucapan duka cita melalui akun media sosial.
Salah satunya adalah Ali Masykur Musa, mantan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) periode 2009-2014. "Inalillahi wainnailaihi rajiun...telah wafat Bapak Adi Sasono, di Jakarta, tanggal 13 Agustus 2016 jam 17.20. Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT," kicaunya di Twitter.
Adapun Adi Sasono sendiri tutup usia di usai 73 tahun. Pria kelahiran Pekalongan, 16 Februari 1943 ini meninggalkan seorang istri bernama Male Maria Adi Sasono dan lima orang anak.
Banyak prestasi yang telah diukir pria lulusan Universitas Utrecht, Belanda tersebut. Sejak muda, Adi telah aktif berorganisasi di kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung, Bandung. Bahkan ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia.
Sementara di jenjang karir, pria yang hingga saat ini tercatat sebagai salah satu Komisaris Utama PT Republika Media Mandiri itu juga tetap aktif di berbagai organisasi dan institusi.
Di antaranya menjadi Sekretaris Jenderal ICMI, Staf Ahli Dewan Pertahanan Keamanan Nasional, Anggota Tim Ahli Tenaga Kerja Indonesia. Tenaga Ahli Bidang Pembangunan BPIS Staf Ahli IPTN.
Begitu pun saat menjadi Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Menengah ia dicap sebagai 'Indonesia the most dangerous man' dari salah satu media di luar negeri.
Baca juga, Jumhur: Adi Sasono Selalu Mengabdikan Hidupnya untuk Pemberdayaan Rakyat.
Biang keladinya saat ia diwawancarai media dan mengatakan dengan tegas 'bahwa konglomerat perlu khawatir dengan adanya saya'. Namun tak lama, di artikel media lainnya ia mengatakan bahwa ia tidak berbahaya kepada siapapun.
Hal ini didasarkan dari program yang dia ajukan pada saat menjabat posisi menteri tersebut yakni menegaskan membela wong cilik dalam mengembangkan usahanya tersebut.
Selain itu, belakangan, namanya juga muncul kembali karena perannya menggagas pertemuan para tokoh Islam.