REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wisata Sumatera Barat berpotensi untuk "dijual" pada investor dari Timur Tengah karena dinilai memiliki kedekatan budaya dan mayoritas masyarakat beragama Islam.
"Posisi Sumbar juga relatif lebih dekat dengan Timur Tengah sehingga diharapkan investor dan wisatawan tertarik untuk datang," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit usai memimpin rapat persiapan investasi bidang pariwisata oleh investor dari Timur Tengah di Hotel Daima Padang, Senin (15/8).
Menurut dia, konsep wisata halal yang sekarang sedang dikembangkan di Sumbar, juga akan menjadi daya tarik lain bagi investor Timur Tengah. Investasi tersebut akan difokuskan pada Kawasan Wisata Mandeh di perbatasan Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang, karena lahan luas yang dibutuhkan untuk pengembangan pariwisata, tersedia di sana.
"Lahan yang dibutuhkan untuk mengembangkan pariwisata biasanya sekitar 6.000 hektar. Ada beberapa alternatif lahan yang tersedia di Kawasan Mandeh saat ini diantaranya kawasan cubadak dan sungai pinang. Karena itu, invenstasi kita arahkan ke sana," sebutnya.
Ia menyebutkan saat ini ada investor dari Timur Tengah yang sangat berminat menanamkan modal di Kawasan Mandeh. "Kita sudah dapat konfirmasi untuk bertemu di Jakarta. Untuk itu kita siapkan proposal untuk mereka bisa melihat potensi wisata yang ada," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumbar, Burhasman mengatakan, potensi wisata Sumbar tidak hanya pantai tetapi juga atraksi budaya dan pegunungan. "Secara bertahap potensi ini akan dikembangkan," katanya.
Pengembangan pariwisata itu diharapkan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Sumbar.