Jumat 26 Aug 2016 14:53 WIB

BI Inginkan UMKM Bisa Sumbang 70 Persen PDB

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Peserta pameran memperlihatkan salah satu kain tenun dalam pameran ekonomi kreatis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) binaan BI di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (26/8).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Peserta pameran memperlihatkan salah satu kain tenun dalam pameran ekonomi kreatis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) binaan BI di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menargetkan kontribusi sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat mencapai 70 persen dari Produk Domestik Bruto, didukung meningkatnya akses jasa keuangan untuk pembiayaan ke UMKM.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan pemerintah dan bank sentral telah berkomitmen untuk menjadikan UMKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi, mengingat sektor tersebut relatif kuat dalam menghadapi ancaman krisis ekonomi. "UMKM adalah penyelamat ekonomi dari krisis," kata Agus dalam Pameran Kerajinan UMKM Binaan BI di Jakarta, Jumat (26/8).

Saat ini, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional sebesar 60,3 persen. Agus mengatakan kemampuan UMKM untuk menopang perekonomian sudah terbukti saat krisis ekonomi pada 1997-1998. Sektor tersebut, kata Agus, menyerap tenaga kerja terbanyak di industri.

Dampak negatif dari lesunya ekonomi global saat ini juga tidak signifikan bagi perkembangan UMKM, seperti yang terjadi pada sektor usaha berbasis sumber daya alam. "UMKM terbukti dapat meningkatkan ketahanan ekonomi rumah tangga, sekaligus menciptakan lapangan kerja di Indonesia," ujar dia.

Dengan ketahanan yang kuat tersebut, BI dan pemerintah menjadikan UMKM dan sektor ekonomi kreatif lainnya seperti pariwisata dapat menjadi sumber baru pertumbuhan ekonomi. Sebelum fenomena perlambatan ekonomi global pada 2014, Indonesia terlalu mengandalkan kegiatan ekonomi berbasis sumber daya alam dan tidak mengembangkan sektor tersebut melalui pengolahan.

Agus juga menginginkan andil ekspor dari UMKM dan sektor ekonomi kreatif dapat meningkat. Dengan begitu sektor ekonomi kreatif juga meningkatkan kontribusinya terhadap devisa negara. "Saat ini ekonomi kreatif menyumbang tujuh persen terhadap perolehan devisa," ujarnya.

Untuk kredit dan pembiayaan dari perbankan, sejak 2015 BI meminta perbankan untuk mencicil porsi penyaluran kredit UMKM setiap tahun bertambah lima persen hingga 20 persen pada 2018. Hingga Agustus 2016, jumlah bank dari 118 bank yang sudah memenuhi porsi kredit UMKM terus bertambah.

Saat ini jumlah bank yang memenuhi porsi kredit UMKM sebesar 10 persen mencapai 100 bank.Padahal pasar kredit UMKM masih sangat luas, karena baru 22 persen dari total 57,8 juta UMKM di Indonesia yang memiliki akses kredit ke perbankan.

Alhasil pangsa kredit UMKM dari kredit perbankan hanya 19,7 persen dengan realisasi Rp 827,3 triliun hingga kuartal II 2016. Sementara pertumbuhan kredit UMKM pada kuartal II 2016 sebesar 8,3 persen (yoy).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement