REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan 40 persen wilayah Jakarta dapat tenggelam. Hal ini akan terjadi apabila hujan terjadi terus-menerus dan banjir rob melewati tanggul setinggi 2,8 meter.
“Pasti tenggelam, nah memompanya lama tuh, bisa berminggu-minggu. Karena banyak daerah lembah yang belum terpasang (pompa),” kata Ahok, ditemui di Balai Kota, Senin (29/8).
Ia mengatakan saat ini Pemprov sedang berusaha meninggikan tanggul hingga 3,8 meter. Namun, upaya itu masih terhalang warga yang tak mau dipindah dari lokasi tanggul.
“Ngerjain tanggul, geser orang, marah lagi kan orang,” ujarnya lagi.
Hujan yang deras yang mengguyur beberapa akhir ini menyebabkan kawasan Kemang terendam banjir setinggi 1,5 meter pada Sabtu (27/8). Empat sampai lima rumah di kawasan Kemang Jaya dan Kelurahan Ulujami meminta pihak Pemprov DKI Jakarta untuk memasangan pompa sebagai penanganan banjir.
Ahok mengatakan pompa yang dipasang setiap tahun memiliki dana operasional bernilai miliaran rupiah. Ia menawarkan untuk membeli tanah tersebut ketimbang berinvestasi miliaran rupiah untuk pompa.
“Saya tawarkan. Udah deh kamu nih memang (buat) tempat tampungan air, Kamu jual ke kita aja deh. Ga mau juga,” kata Ahok.
Untuk antisipasi sementara, pinggiran Sungai Krukut akan dibangun penahan dari batu bronjong sepanjang satu hingga dua kilometer. Namun penahan batu bronjong ini, Ahok mengatakan, kemungkinan dapat rusak kembali.
“Karena kita tidak bisa gali, kalau digali rumah orang roboh,” ujarnya.