Selasa 30 Aug 2016 14:43 WIB

Makin Banyak Penyu Melahap Sampah Plastik di Laut

Red: Ani Nursalikah
Anak penyu yang baru menetas di pantai Pulau Enggano merangkak menuju laut
Foto: ANTARA
Anak penyu yang baru menetas di pantai Pulau Enggano merangkak menuju laut

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Para ilmuwan mengatakan, lebih dari 50 persen penyu menelan sampah laut, yang dalam jumlah besar mengambang di sekitar lautan dunia. Di Pulau North Stradbroke, Tanjung Moreton, Queensland, populasi penyu telah dipengaruhi oleh sampah yang mengambang di air dan terdampar di tepi pantai.

Kemunculan plastik yang meningkat dan berakhir di pantai yang bahkan paling terpencil di dunia karena arus laut, telah berdampak pada hewan yang menghuni lautan dan menelan sampah ini. Qamar Schuyler, seorang ilmuwan CSIRO yang memelajari dampak dari sampah ini pada populasi hewan laut lokal, mengatakan, sekitar empat-12 juta ton sampah memasuki lautan dunia setiap tahun.

"Jika anda melihatnya lebih spesifik, katakanlah, di setiap meter garis pantai, ada sekitar 20 sampah kantong plastik yang masuk laut dari setiap meter garis pantai, jadi ini masalah besar," ujar Qamar Schuyler.

Ia mengatakan, ilmuwan telah melakukan pemodelan dengan menggunakan data arus laut untuk melihat dari mana sampah-sampah itu berasal dari dan telah menemukan Asia Tenggara merupakan eksportir utama sampah laut, khususnya China.

"Tapi kami juga tak bisa membiarkan hal itu membuat kami puas," ujar Qamar.

Ia mengatakan, mereka telah menemukan di banyak daerah di Australia, mayoritas sampah yang dihasilkan akhirnya kembali ke pantai Australia. "Jadi kami juga perlu memerhatikan negara kami dan memastikan tindakan kami bersih pula," sambungnya.

Qamar menyebut salah satu cara untuk mengukur dampak dari sampah laut, serta mengukur keberhasilan mereka dalam menanganinya adalah dengan menggunakan hewan sebagai indikator biologis dan melihat mereka yang terpengaruh.

"Dan kami menggabungkan perkiraan sampah di seluruh dunia dengan lokasi populasi penyu berada dan kami menciptakan peta risiko, untuk melihat di mana di dunia ini kura-kura berada pada risiko tertinggi menelan plastik. Kami menemukan pantai Queensland adalah salah satu tempat terbaik bagi penyu untuk menelan sampah laut," jelasnya.

Informasi kunci:

• Sekitar 20 kantong plastik (4-12 juta ton) yang menjadi sampah memasuki lautan dunia dari setiap meter garis pantai setiap tahunnya

• Asia Tenggara ditemukan menjadi eksportir utama sampah laut

• Penyu yang makan kurang dari 20 potong sampah plastik akan mati karena proses pencernaan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement