REPUBLIKA.CO.ID, BANJAR BARU -- Puluhan ribu pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Intan Banjar, Kalimantan Selatan, bakal kesulitan air bersih karena ada pekerjaan pemeliharaan saluran irigasi Riam Kanan. Irigasi ini menjadi sumber air baku perusahaan itu.
Direktur Teknik PDAM Intan Banjar Said Umar mengatakan, pemeliharaan saluran irigasi sepanjang 24 kilometer dilakukan selama lima hari, 5-9 September 2016. "Ketinggian air di saluran irigasi saat pemeliharaan berkisar 40-50 sentimeter dari ketinggian normal 80-120 sentimeter sehingga produksi air bersih dan suplai ke pelanggan berkurang," ujarnya.
Ia mengatakan, jumlah pelanggan PDAM yang terkena dampak kegiatan rutin itu sebanyak 35 ribu lebih tersebar di Kota Banjarbaru dan Kota Martapura, ibu kota Kabupaten Banjar. Disebutkan, sumber air baku yang diolah Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pinus milik PDAM Intan Banjar berasal dari saluran irigasi Riam Kanan sehingga jika ada pemeliharaan, produksi terganggu.
"Pemeliharaan saluran irigasi untuk mengurangi gulma yang tumbuh subur di sepanjang saluran sehingga dilakukan pengurangan debit air agar gulma bisa dipotong," katanya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Irigasi Riam Kanan Herry Ade Permana mengatakan, pemeliharaan saluran irigasi dilakukan dengan cara membersihkan gulma secara manual dan alat berat. "Panjang saluran irigasi yang akan dikurangi debit airnya mencapai 16 kilometer dan pembersihannya dengan cara manual maupun alat berat untuk membuang gulma," ujarnya.
Dikatakan dia, pihaknya akan berupaya mempertahankan ketinggian air saluran irigasi bertahan hingga 50 sentimeter sehingga IPA Pinus masih bisa produksi air bersih dan mendistribusikannya. "Kami berupaya mempertahankan agar ketinggian air tidak kurang dari 50 sentimeter. Pekerjaan dilakukan cepat sehingga cepat juga selesai dan produksi air bersih kembali normal," kata dia.
Kepala Bagian Humas PDAM Azwar menambahkan, gangguan pelayanan air bersih paling dirasakan masyarakat yang berada didataran tinggi dan jauh dari pipa distribusi PDAM setempat. "Daerah dataran tinggi seperti Jalan Trikora dan Sungai Ulin yang jauh dari pipa distribusi terkena dampak langsung sehingga pelanggan harus menyimpan air agar tidak kekurangan," katanya.