Sabtu 03 Sep 2016 16:56 WIB

Mengapa Penyandera Pondok Indah Menyerah?

Petugas kepolisian mengamankan salah satu pelaku perampokan dan penyanderaan di salah satu rumah kawasan Pondok Indah, Jakarta, Sabtu (3/9).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Petugas kepolisian mengamankan salah satu pelaku perampokan dan penyanderaan di salah satu rumah kawasan Pondok Indah, Jakarta, Sabtu (3/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku perampokan sekaligus penyanderaan di perumahan elite Pondok Indah menyerah. Pelaku diketahui bernama AJ dan S.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Moechgiyarto mengatakan, tidak ada insiden tembak menembak di rumah tersebut. Hanya perusakan jendela agar pelaku bisa masuk ke rumah. 

Kendati begitu, tersangka membawa senjata api. "Ada membawa senjata api jenis Walther PPK kaliber 32. senjata itu diselipkan di antara baju-baju," ujarnya.

Tersangka mengaku berasal dari Solo. Lantas mengapa bisa langsung menyerah?  

Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul saat polisi masuk ke dalam suasana sudah berbeda karena mereka (pelaku) mendengar apa yang dilakukan petugas dari teman-teman media.

Sehingga, menurut Martinus tidak ada kontak senjata sama sekali saat polisi masuk ke rumah.Pelaku pun langsung menyerah.

"Tidak ada kontak senjata, pada saat penggerebekan kemudian pelaku menyerah sehingga kami harap masyarakat tenang dan percayalah pada kepolisan yang juga akan melakukan tindakan antisipatif terhadap kejadian ini," kata Martinus.

Sebelum polisi melalui pengeras suara telah memperingatkan penyandera agar menyerahkan diri. Polisi Brimob dengan senjata dan tameng telah didatangkan. Media maupun televisi nasional menyiarkan langsung aksi penyanderaan tersebut. 

Ia mengakui, polisi sempat menembakkan senjata. "Penembakan senjata diawali dengan melepaskan peluru karet baru, tapi kami tidak sampai penggunaan kekerasan hanya verbal."

Baca juga,  Masyarakat Panik Saat Baku Tembak di Lokasi Penyanderaan Pondok Indah.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement