Selasa 06 Sep 2016 17:10 WIB

Hujan Sebabkan Jalan di Wedomartani Amblas

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Jalan amblas (ilustrasi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Jalan amblas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Hujan yang mengguyur wilayah Sleman selama 30 menit semalam (5/9) membuat jalan di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak amblas. Amblasnya jalur desa tersebut disebabkan oleh ambrolnya gorong-gorong yang berada di bawah jalan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan menyampaikan, sebelum amblas, jalan tersebut memang sedang dalam kondisi perbaikan. "Ya memang jalannya sedang diperbaiki. Itu baru mau diaspal malah kena hujan, jadi amblas," katanya pada Republika.co.id, Selasa (6/8).

Akibat kejadian tersebut, satu unit mobil dan motor sempat terperosok masuk ke dalam tanah. Namun warga setempat sudah berhasil mengevakuasi dua kendaraan tersebut. Hingga sekarang pengendara dikabarkan tidak mengalami luka parah, hanya saja terdapat kerusakan kecil pada kendaraan mereka.

Saat ini BPBD sudah memberi tanda peringatan di sekitar jalan yang amblas, agar masyarakat yang lewat dapat lebih waspada. Sementara itu, kondisi jalan yang mengalami kerusakan akan segera diperbaiki kembali oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) setempat.

Makwan menyampaikan, akhir-akhir ini memang sering terjadi hujan. Meskipun sekrang masih musim pancaroba, curah hujan di Sleman sudah mulai meningkat. Adapun musim penghujan dipresiksi akan berlangsung pada awal Oktober sampai Maret.

Mengingat kondisi cuaca yang mulai kembali tak menentu, Makwan mengimbau agar masyarakat tetap waspada. Pasalnya saat hujan berlangsung, potensi bencana pun meningkat. Antara lain banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung.

Adapun potensi banjir tersebar di Kecamatan Depok, Mlati, dan Ngaglik. Karena daerah tersebut dilewati oleh aliran sungai. Sementara luas ruang terbuka hijau sudah semakin menyempit, karena aktivitas alih fungsi lahan menjadi pemukiman cukup tinggi.

Maka itu, bagi masyarakat di kawasan tersebt diharapkan untuk memperhatikan drainase dan sumur resapan. Jika pada sumur dan saluran air ditemui endapan lumpur, maka harus segera dibersihkan atau digali. Sehingga aliran air bisa berjalan lancar.    

Adapun ancaman bencana angin puting beliung dan angin kencang tersebar rata di seluruh kecamatan. Guna mengantisipasi adanya korban, masyarakat diimbau unuk memperhatikan dahan-dahan pohon yang sudah tua dan rawan tumbang.  "Kalau ada yang rawan runtuh harus segera ditebang," kata Makwan.

Adapun daerah rawan longsor meliputi Kecamatan Prambanan, Pakem, Seyegan, dan Turi. Pasalnya wilayah tersebut merupakan daerah perbukitan. Oleh karena itu, saat ini masyarakat diminta untuk mengecek kondisi early warning system (EWS) yang terpasang di masing-masing tempat.

"Pastikan EWS  berfungsi dengan baik," tutur Makwan. Jika terjadi hujan deras, masyarakat diharuskan waspada terhadap munculnya pergeseran dan retakan-retakan tanah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement