REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa, mengatakan siap menampung korban lain dari jaringan prostitusi gay online di Bogor. Para korban akan menjalani rehabilitasi sosial hingga sembuh dari trauma psikologis.
"Jika memang ada korban anak lain dari jaringan itu, kita tetap bisa menampung. Sebab, memang tempatnya masih memungkinkan. Nanti akan ada rangkaian asessment dan terapi," ujar Khofifah kepada Republika di Jakarta, Selasa (6/9).
Menurut Khofifah, para korban prostitusi gay nantinya dapat menjalani rehabilitasi sosial di RPSA Bambu Apus dan RPSA Pasar Rebo, Jakarta Timur. Selain menjalani rangkaian tes psikologis, mereka akan menjalani rehabilitasi dan pembelajaran sesuai usia masing-masing.
"Kami pastikan korban harus sembuh sebelum kembali ke orangtua dan keluarga. Jika tidak demikian, dikhawatirkan membahayakan bagi perkembangan anak," tutur dia.
Sebelumnya, jumlah korban kasus eksploitasi seksual terhadap anak dalam jaringan tersangka AR bertambah menjadi 148 orang. Sebelumnya, korban disebut masih sebanyak 99 orang.
"Para korban kami identifikasi bertambah jadi 148 orang," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Pol Agung Setya, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/9).
Bertambahnya jumlah para korban ini merupakan hasil penyidikan sementara tim penyidik Bareskrim. Menurutnya, para korban yang sebagian merupakan anak-anak ini dieksploitasi sebagai pekerja seks untuk kaum homoseks/gay. Dalam kasus ini, polisi sudah menetapkan tiga orang tersangka yakni AR, U dan E.