REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku masih akan melihat dan mempelajari trem sebagai alat tranportasi massal cepat untuk Kota Surabaya.
"Trem adalah satu nostalgia sehingga akan dipelajari apakah cocok atau tidak dengan sekarang," ujarnya di sela kunjungan kerjanya di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (8/9).
Menurut dia, trem adalah satu teknologi tertentu yang harus diketahui manfaatnya, terutama mampu atau tidaknya menyelesaikan permasalahan tentang transportasi di Kota Surabaya.
Karena itu, kata dia, pihaknya berjanji akan melihat dan memantau, sekaligus mengkajinya secara terus-menerus. "Bukan dikaji ulang lho, tapi dikaji terus-menerus, apakah memang menyelesaikan masalah," ucap mantan direktur utama Angkasa Pura II tersebut.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat mengatakan hingga saat ini proyek trem belum bisa dilaksanakan, meski sudah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Pemkot Surabaya, PT Kerata Api Indonesia (KAI) dan Kementerian Perhubungan.
"Informasi yang saya terima, sebelum diterbitkan Perpres, pihak Sekretariat Negara masih perlu mengetahui lebih dalam kesiapan Pemkot Surabaya terkait proyek trem," katanya.
Salah satu program yang belum bisa direalisasikan adalah pembangunan fisik reaktivasi jalur rel kereta oleh PT KAI yang bertugas untuk menyiapkan teknis rel.
Selain itu, kata dia, fasilitas pendukung termasuk halte dan depo juga masih belum bergerak karena membutuhkan berkas legal dari pemerintah pusat yang berbentuk perpres tersebut.
Sedangkan, jalur rel yang akan dibangun tepatnya di mulai dari Terminal Joyoboyo hingga di ujung utara kawasan Pelabuhan Tanjung Perak.