REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tampil di sekolah partai PDI Perjuangan untuk calon kepala daerah/wakil kepala daerah. Kepada para peserta, Kang Emil--sapaan akrabnya berbagi pengalaman mengelola pemerintahan kota Bandung.
"Jangan pernah meremehkan gagasan publik, libatkan masyarakat dalam membangun. Dengan kerelawanan masyarakat tata kelola pemerintahan menjadi lebih baik karena mereka juga melakukan pengawasan yang langsung dilaporkan ke saya," ujar Ridwan memberikan tips kepada para calon kepala daerah PDI Perjuangan di Wisma Kinasih, Depok, dalam keterangan persnya, Sabtu (10/9).
Tips yang lain yang disampaikan Ridwan adalah bagaimana korupsi dikurangi drastis melalui penggunaan teknologi sehingga APBD ada penghematan 1T. Pembangunan smart city disarankan untuk diimplementasikan untuk mereformasi birokrasi sehingga pelayanan publik bisa ditingkatkan.
Winarti, calon bupati Tulangbawang menanyakan inovasi pembangunan apa yang sesuai untuk kabupaten.
"Jangan bertindak tanpa teori atau study, tetapi jangan membuat kebijakan tanpa ideologi", jawab Ridwan Kamil spontan.
Program inovasi Kota Bandung seperti Ojek Makanan Balita (omaba) yang tugasnya mendatangi balita gizi buruk, kredit mikro tanpa agunan, bebas Ijin untuk UMKM, bis sekolah terbukti sukses sebagai solusi karena didasarkan riset dan diformulasi berdasar nilai-nilai kemanusiaan, religiusitas, musyawarah, keadilan sosial dari Pancasila.
Calon Bupati Singkil, Dul Mursid, meminta elaborasi pernyataan Ridwan Kamil yang telah menerbitkan 300-an rumah ibadah di Bandung.
"Saya minta rekom dari FKUB untuk menerbitkan ijin, tapi saya juga membuat forum silaturahmi antar umat beragama untuk memberikan bimbingan masyarakat terkait nilai-nilai Pancasila dan Konstitusi. Hanya dua ormas yang tidak mau masuk forum tersebut," jawab Ridwan sambil meyakinkan untuk memakai strategi musyawarah yang sekaligus merupakan watak asli orang Indonesia.
Merujuk pengalaman dan sosok Ridwan Kamil, Kepala Sekolah Komarudin Watubun mengingatkan bahwa bagi kepala daerah dan politisi PDIP harus berkinerja bagus tetapi sekaligus menjadi penyebar Pancasila dan ajaran Sukarno di masyarakat syukur bisa di luar negeri.
"Kita harus membentengi ideologi anak-anak muda dari ancaman ekstrimisme agama yang makin menjadi-jadi," kata Komarudin.
Sekretaris Sekolah Eva Sundari menjelaskan bahwa kurikulum sekolah partai selain tentang ideologi dan strategi untuk menang pilkada tetapi juga memberi inspirasi bagaimana ideologi menjadi solusi-solusi masalah kebangsaan.
"Masalah klasik pembangunan yaitu kebodohan dan kemiskinan, saat ini diperburuk oleh masalah baru yaitu radikalisme dan ekstrimisme," tandas Eva Sundari.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement