Sabtu 10 Sep 2016 20:51 WIB

Jumlah Nelayan Makin Sedikit

Rep: Andrian Saputa/ Red: Ilham
Nelayan
Foto: Eric Ireng/Antara
Nelayan

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Jumlah rumah tangga nelaya di Indonesia semakin menurun drastis. Hal tersebut diungkapkan Mentri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti saat memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Surakarta pada Sabtu (10/9), siang.

Ia mengungkapkan, menurunnya jumlah rumah tangga nelayan seiring dengan tajamnya penurunan jumlah hasil laut yang terjadi sejak 2003.

"Saya jadi mentri baru tahu ternyata dari 2003-2013 itu jumlah rumah tangga nelayan turun dari 1,6 juta menjadi hanya 800 ribu saja. Ada apa? Ternyata hidup sebagai nelayan tidak bisa lagi untuk dipertahankan, karena ikannya gak ada," katanya.

Ia mengambil contoh warga yang berada di sepanjang pantai utara (pantura) kini sudah banyak memilih untuk meninggalkan mata pencaharian dari laut, atau sebagai nelayan. Sebab, potensi ikan seperti bawal, udang hingga kakap merah kini sulit untuk didapat. Itu juga sebagai penyebab hilangnya sejumlah profesi yang berhubungan dengan tangkapan laut dalam 10 tahun terakhir.

Menurut Susi, hal ini tak terlepas dari kerusakan ekosistem laut yang disebabkan ulah tangan manusia. "Dalam 10 tahun hilang satu profesi, misalnya saja di Pantura sekarang sudah susah nyari tukang rajungan rebus. Dua dekade terakhir semua degradasi di laut tidak ada yang melihat," katanya.

Hal-hal seperti modifikasi alat tangkap ikan, banyaknya kapal asing menangkap ikan di perairan Indonesia sejak 2004, belum lagi kapal yang melakukan pencurian ilegal, membuat jumlah hasil laut di perairan Indonesia semakin turun tajam. Susi mengatakan, terdapat 1.300 izin kapal asing untuk menangkap ikan di perairan Indonesia.

Meski demikian, Susi merasa lega sebab sesuai Peraturan Presiden (Perpres) yang keluar pada Mei lalu, perusahaan yang akan melakukan penangkapan ikan harus mendapatkan izin dari KKP.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement