REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Sebanyak 21 kasus penularan zika telah dikonfirmasi di Bangkok tengah, termasuk pada seorang wanita hamil yang telah melahirkan tanpa cacat, kementerian kesehatan publik Thailand mengatakan pada Ahad (11/9).
Para penduduk di ibu kota Thailand didesak tidak panik setelah kasus itu dikonfirmasi di wilayah Sathorn di kota itu, yang merupakan sebuah lokasi pasar besar dalam lingkungan ekspatriat kota itu dan menjadi bagian dari wilayah bisnis ibu kota.
"Dari sebanyak 21 kasus yang telah dikonfirmasi di wilayah Sathorn terdapat seorang wanita hamil yang telah pulih dan berhasil menjalani persalinan tanpa halangan," juru bicara Kementerian Kesehatan Publik Suwannachai Wattanayingcharoenchai mengatakan kepada wartawan Reuters melalui telepon.
"Ibu dan bayi yang lahir selamat," ujarnya.
Dia menambahkan suami ibu itu baru kembali dari Singapura. Thailand pertama kali mencatat penularan zika pada 2012 dan Pihak Berwenang Metropolitan Bangkok melaksanakan pengujian rutin terhadap virus itu. Kasus baru dari Thailand itu menyusul adanya konfirmasi dari Malaysia pada Rabu terkait kasus zika pertama mereka terhadap seorang perempuan hamil berusia 27 tahun yang tinggal di kota bagian selatan dekat Singapura.
Singapura melaporkan kasus penularan zika setempat mereka pada 27 Agustus lalu dan jumlah penularan telah meningkat menjadi lebih dari 300 orang sejak saat itu. Penularan zika terhadap para perempuan hamil telah terbukti menyebabkan mikrosefalia, sebuah kecacatan dimana bayi lahir dengan ukuran kepala dan otak yang kecil.
Suwannachai mengatakan 30 orang perempuan hamil yang terkena zika sedang dalam pemantauan di Thailand. Sejauh ini, enam di antaranya telah melahirkan tanpa adanya kecacatan lahir atau gejala lainnya.
Sebanyak 16 dari 76 provinsi yang ada di Thailand telah mengonfirmasi sejumlah kasus zika sejak Januari tahun ini, menurut kementerian kesehatan, namun belum ada kecacatan lahir maupun kematian yang dilaporkan. "Tidak ada kematian atau pun kecacatan sejauh ini, jadi saya mendesak saudara dan saudari kami untuk tidak panik," ujar Suwannachai.