Ahad 11 Sep 2016 19:14 WIB

Menkes: Virus Zika tidak Mematikan

   Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (kanan) memasuki ruangan untuk melakukan pertemuan bersama pimpinan KPK di gedung KPK, Jakarta, Senin (25/7). (Republika/Raisan Al Farisi)
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (kanan) memasuki ruangan untuk melakukan pertemuan bersama pimpinan KPK di gedung KPK, Jakarta, Senin (25/7). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan virus zika tidak mematikan dan berbeda dengan penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.

"Saya kira seorang penderita zika di Malaysia yang meninggal dunia itu bukan disebabkan virus zika , namun mereka mengalami komplikasi dengan penyakit penyerta lainnya," kata Nila saat mendampingi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Lebak, Ahad (11/9).

Sebetulnya, kata dia, penyakit zika masuk kategori penyakit ringan dan tidak mematikan kepada penderitanya, namun berbahaya jika terkena ibu hamil karena bayi yang dilahirkannya berisiko mengalami cacat lahir mikrosefalia. Nila membantah penderita zika di Malaysia dapat mengakibatkan kematian.

Kemungkinan penderita tersebut mengalami komplikasi dengan penyakit penyerta, seperti penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal kronis, batu ginjal, sakit otot dan rematik. "Kami yakin pasien di Malaysia itu kematiannya bukan dari infeksi zika itu," katanya.

Baca: Malaysia Larang Pelajar ke Singapura dan Filipina, Ada Apa?

Menurut dia, virus zika tidak berbahaya jika dibandingkan dengan penyakit DBD di Indonesia yang bisa mematikan bagi penderitanya. Penyebaran DBD tentu sangat mematikan bila tidak cepat mendapat pertolongan tenaga medis.

Selama ini, infeksi zika tidak menunjukkan gejala khas, mirip gejala DBD. Gejala yang muncul, seperti demam mendadak, ruam kemerahan di kulit, nyeri otot dan sendi, mata merah, pusing, serta lemas. Penyebaran zika tersebut ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes.

Nyamuk itu membawa virus saat ia menggigit seseorang yang terinfeksi zika. Untuk itu, jika satu warga terserang infeksi zika, maka satu lingkungan harus mewaspada penyebaran penyakit menular tersebut.

Untuk memutus mata rantai penyebaran zika sama dengan pencegahan DBD, yakni melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuak (PSN) dengan menguras penyimpanan air dan mengubur atau menutup wadah yang bisa menampung air. Pengasapan efektif dilakukan pada malam ketika angin tidak kencang.

"Kami minta warga agar mengoptimalkan kebersihan lingkungan agar tidak tertular penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk itu," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement