REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Seekor sapi kurban yang hendak disembelih di Masjid Agung Al-Fathu, Soreang, Kabupaten Bandung sempat mengamuk dan hampir menyerang warga yang menonton, Senin (12/9).
Beruntung saja, tali yang mengikat sapi tersebut tidak sampai lepas. Namun, bambu yang ditancapkan ke tanah yang berfungsi sebagai penahan sapi itu tercabut karena kuatnya tenaga sapi tersebut.
Pemotongan pun sempat tertunda sebentar karena sapi harus diikatkan kembali ke batang pohon yang lebih besar agar kuat dijadikan penahan saat sapi memberontak. Setelah hewan direntangkan, barulah kemudian dipotong.
"Hewan kurban ini dibagikan ke kaum dhuafa dan fakir miskin. Masyarakat harus mendapat asupan yang bergizi. Jangan sampai ada yang kelaparan," ujar Bupati Bandung Dadang Naser.
Hanya ada dua sapi yang dipotong di masjid itu.
Dadang mengatakan, sedikitnya jumlah hewan kurban yang dipotong di masjid Agung Al-Fathu itu hanya sebagai simbol mengenai pemotongan hewan kurban di Kabupaten Bandung. Di luar masjid itu, yakni di total 31 kecamatan, masing-masing terdapat satu sapi yang disumbangkan oleh kecamatan.
Baca: Warga Malang Gunakan Air Parit Sawah untuk Cuci Jeroan
Pada tahun Idul Adha tahun ini, Dadang mengatakan tidak ada anggaran dari APBD Kabupaten Bandung untuk pembelian hewan kurban. Meski begitu, ia telah meminta kepada seluruh SKPD, kecamatan, dan desa untuk tetap menyumbang hewan kurban dari dana pribadi.
"Hari Raya Idul Kurban yang kita rayakan ini sebagai bahan evaluasi diri. Di samping itu saya juga mohon maaaf karena tahun ini memang APBD Kabupaten Bandung tidak bisa dibelanjakan hewan kurban. Biasanya ada 200 domba, 40 ekor sapi, tapi di tahun ini tidak ada karena memang anggarannya tidak boleh. Artinya belanja bansos sekarang lebih diperketat (penggunaannya)," ujar dia, usai memotong hewan kurban sapi.