Senin 12 Sep 2016 17:03 WIB

Waduh... Alat Penghangat Bayi Meledak di RSUD Cibabat

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andi Nur Aminah
Bayi baru lahir (ilustrasi).
Foto: Rendra/Republika
Bayi baru lahir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Pihak Kepolisian Resor (Polres) Cimahi membenarkan adanya ledakan alat penghangat  bayi atau infant warmer di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat, Cimahi. Ledakan terjadi sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, Senin (12/9). Ledakan bersumber dari ruang bersalin Gedung C, lantai 4. Tidak ada korban jiwa atau korban luka dalam kejadian tersebut.

Kepala Polres Cimahi AKBPD Ade Ary Syam Indradi menuturkan pihaknya sedang dalam proses penyelidikan untuk mengetahui penyebab terjadinya ledakan di RSUD Cibabat dari alat pemanas bayi. Saat ini, kepolisian masih belum bisa memastikan penyebab alat pemanas bayi itu meledak. "Sedang kita selidiki. Kita lakukan koordinasi," kata dia saat dihubungi, Senin (12/9).

Ade mengatakan saat ledakan terjadi, ada dua orang pasien di dalam ruang tersebut. Dua pasien ini berhasil selamat dan semua pasien di ruangan itu dialihkan ke ruang pelayanan yang lain. Saat ini, ruangan tempat terjadi ledakan dikosongkan dan baru bisa digunakan kembali pada Selasa (13/9).

Ade menambahkan, ledakan terjadi ketika seorang bidan sedang melakukan persalinan pada seorang pasien yang mengharuskannya untuk mengaktifkan alat pemanas bayi tersebut. Sebelum alat tersebut aktif, keluar asap secara tiba-tiba dari alat itu. Bidan itu beserta petugas kesehatan lain pun langsung membawa pasien di dalam ruangan untuk segera keluar. "Apinya padam sekitar setengah jam kemudian setelah dipadamkan dengan Apar," kata dia.

Kepala Seksi Penunjang Medis RSUD Cibabat Mulyati menuturkan pihaknya hingga kini belum mengetahui penyebab terjadinya ledakan itu. Jajaran RSUD akan segera membahas perihal persoalan ledakan tersebut. Namun, menurut dia, ada kemungkinan ledakan diakibatkan dari arus pendek listrik. Alat infant warmer itu, dia mengatakan tergolong baru karena waktu pembeliannya pada 2012 yang lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement