REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Eropa (EU) berharap dialog dalam Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN-EU di Bangkok Oktober mendatang dapat mendorong implementasi Perjanjian Paris dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB tentang Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP) ke-21. "Semoga mereka akan menetapkan dalam dialog tingkat tinggi EU-ASEAN mengenai perubahan iklim dan mereka akan meratifikasi dan mengimplementasikan perjanjian itu," tutur Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN Fransisco Fontan di Gedung Sekretariat ASEAN, Rabu (14/9).
Ia berharap terdapat dialog yang mendalam tentang perubahan iklim dan kaitannya dengan pertumbuhan dalam pertemuan itu. EU, kata dia, dengan senang hati berdialog dengan ASEAN mengenai perubahan iklim dan komitmen pada implementasi solusi masalah lingkungan. Selain dialog, Fontan menuturkan selama ini EU telah bekerja sama dengan ASEAN mengenai perubahan iklim, salah satunya membantu persiapan COP21 pada akhir tahun lalu.
"Kami bekerja sama dengan ASEAN pada masalah konkret terkait perubahan iklim, seperti keanekaragaman hayati," ujar dia.
Sementara itu, untuk untuk KTT Perubahan Iklim di Marrakesh (COP22), ia memastikan EU akan menunjukkan dukungannya pada kegiatan itu. Sementara itu, proses ratifikasi Perjanjian Paris sedang berlangsung di Uni Eropa dan akan segera selesai. Eropa juga telah memiliki sebuah kebijakan perubahan iklim yang komprehensif selama bertahun-tahun dan sedang mengembangkan hukum yang akan mendukung pencapaian target ambisius pada 2030.
Adapun Indonesia merupakan salah satu dari emiten gas rumah kaca tertinggi di dunia dan telah menegaskan komitmennya dalam menangani penyebab perubahan iklim pada konferensi iklim Paris (COP21) dengan berjanji mengurangi emisi sebesar 29 persen pada 2030 dan 41 persen dengan bantuan internasional.