Kamis 15 Sep 2016 18:28 WIB

Bandara Ngurah Rai Larang Penumpang Aktifan Galaxy Note7

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Samsung Galaxy Note 7
Foto: Reuters
Samsung Galaxy Note 7

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Insiden meledaknya baterai ponsel pintar (smartphone) Samsung Galaxy Note7 menjadi perhatian utama berbagai maskapai saat ini. Otoritas Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali juga ikut serta mengingatkan penumpang demi keselamatan penerbangan.

"Penumpang dilarang mengatifkan dan mengisi daya ponsel ini di sepanjang penerbangan. Pemilik Galaxy Note7 juga dilarang menyimpan telepon genggamnya dalam bagasi tercatat," kata Co General Manager Bandara Ngurah Rai, Putu Puja Supradnyana, Kamis (15/9).

Keputusan otoritas bandara di Bali juga berdasarkan instruksi Kementerian Perhubungan melalui Surat Edaran No. 18/ 2016 setelah dikeluarkannya peringatan dari Federal Aviation Agency (FAA) Amerika Serikat. Supradnyana mengatakan penumpang yang berangkat dari Ngurah Rai juga dilarang menggunakan flight mode untuk ponsel Samsung tersebut.

"Teleponnya harus benar-benar dalam kondisi tidak aktif," katanya.

Seluruh pengguna perangkat elektronik yang menggunakan baterai lithium dan power bank juga diimbau tidak menempatkan perangkat tersebut dalam bagasi tercatat. Penumpang harus segera melaporkan gadget mereka ke petugas kabin jika jenis-jenis barang tersebut mengalami kerusakan, berupa panas atau mengeluarkan asap sewaktu berada dalam pesawat.

Humas Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, Sherly Yunita menambahkan imbauan tersebut juga sudah disampaikan kepada penumpang melalui media publikasi.

"Kami menginformasikannya di dalam terminal domestik dan internasional," katanya.

Perangkat Galaxy Note 7 baru saja dua pekan dirilis, namun raksasa ponsel pintar asal Korea Selatan ini setidaknya harus menarik 2,5 juta Note 7 dari seluruh dunia. Insiden ini bahkan mengakibatkan saham Samsung turun hingga tujuh persen dan biaya penarikannya diperkirakan mencapai ratusan juta dolar AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement