REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan tak bisa lepas dari nama Papua. Ini karena sokongan yang kuat dan hebat dalam membentuk landasan sejarah perjuangan partai, menegakkan demokrasi dan membangun masyarakat yang terbebaskan dari tirani pemerintahan yang otoriter di masa Orde Baru.
“Saat Ibu Megawati merintis perjuangan Partai, berdiri tegak menuntut adanya demokrasi di negeri ini di tahun 1993, di Asrama Haji Sukolilo, para pemuda Papua menjaga Ibu Mega. Mereka menjadi benteng bagi Ibu Megawati. Di masa penuh ancaman kader PDIP dari Papua melindungi Ibu Megawati,” ujar Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat memberikan sambutan di Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) DPD PDIP Provinsi Papua, di Sentani, Jayapura, dalam keterangan persnya, Jumat (16/8).
Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan yang juga Kepala Sekolah PDIP Komarudin Watubun bersama Ketua DPD PDIP Provinsi Papua Edoardus Kaize serta seluruh pengurus DPD PDIP Provinsi Papua serta para calon dan para bupati asal PDIP yang tidak ikut pilkada turut hadir di Rakerdasus.
Tak heran kata Hasto, PDIP memberikan perhatian khusus ke Papua. Dia mengingatkan sejumlah calon kepala daerah yang baru saja menyelesaikan sekolah partai yang dipimpin putera asal Papua, Komarudin Watubun.
Hasto mengatakan sekolah partai yang digelar PDIP merupakan jawaban atas tudingan miring kepada partai politik, PDIP meyiapkan pemimpin yang mengetahui keinginan rakyat dan memberi harapan kepada rakyatnya.
“Rakerdasus ini momentum baik untuk meyatukan tekad untuk memenangkan pilkada dengan semangat Gotong Royong. Dengan kemenangan pilkada di Papua akan semakin memperkuat konsolidasi Pemerintahan Jokowi. Apalagi Pak Jokowi mempunyai komitmen dengan Papua,” papar Hasto.
Dia mengatakan, di masa Presiden Jokowi, Papua menjadi matahari pagi dalam agenda-agenda pembangunan, dibangunnya beberapa infrastruktur besar, sebagai bandar dari tol laut, mulai direvitalisasinya kota-kota wilayah timur sebagai pusat putaran keuangan di Indonesia Timur, akses dipermudah antar kota.
“Papua dikembangkan infrastrukturnya dan dibangun manusianya,” harap Hasto. “Membangun Papua tidak bisa hanya dari sisi modernitas tapi berlandaskan akar yang original di Papua,” tambah Hasto.
Diakhir sambutannya, untuk semakin memotivasi para calon kepala daerah di Papua, Hasto mengutip sajak WS Rendra yang terkenal :
“ Kesadaran adalah Matahari, Kesabaran adalah Bumi Keberanian menjadi Cakrawala Dan Perjuangan adalah Pelaksanaan Kata-Kata...”
Pada bagian lain Hasto mengatakan bicara Papua, adalah bicara semangat Bung Karno, semangat pembebasan Papua sebagai bagian tugas sejarah kemerdekaan Indonesia.
“Teringat pesan yang mendalam Bung Karno, tentang Papua untuk menuangkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, masyarakat tanpa penindasan satu dengan lainnya,” kata Hasto.
“Pembebasan Irian Barat di masa Bung Karno harus kita jadikan pijakan awal melihat Papua, bahwa Pembebasan bermakna : “Membebaskan seluruh tali-tali penjajahan, dan memanusiakan manusia, membangun politik diatasnya sebagai alat kuat membentuk peradaban”. Itulah mimpi besar Bung Karno untuk Indonesia Raya, termasuk Papua di dalamnya,” ucap Hasto.